Tak terlihat tanda-tanda kau akan mengakhiri kegiatanmu. Katamu sejak tadi setelah sesi ini, entah sesi yang mana.
Sedikit kesal, mungkin ditambah rasa kantuk aku menghela tubuhku menjauh darimu. Tidur lebih dulu.
Itu seminggu yang lalu. Aku mendiamkanmu. Menekan kerinduanku pada sentuhan dan pelukanmu. Hatiku menuntut waktumu untukku, sayang. Kupikir, rasa rindu ini juga milikmu, sehingga kau akan berbalik bermanja padaku, agar aku bisa sedikit membalaskan rasa terabaikan yang kurasakan minggu lalu. Tapi ternyata tidak. Kau pun diam atas diamku.
Sayang, tak tahukah kau? Kepalaku menjadi racun untuk tubuhku. Kini, setiap pagi setiap aku bercermin aku bertanya-tanya, apakah aku tidak cantik lagi di matamu? Apakah pelukku sudah kaurasa dingin?
Kau masih disampingku, tapi aku kesepian.
Seminggu ini, langit mendung, baru hari ini terlihat biru. Sayang, bolehkah aku tak pulang malam ini?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI