Problem di Indonesia masih ada setelah pandemi COVID-19 berakhir. Kasus korupsi yang terjadi terkait bantuan sosial kepada masyarakat yang terkena dampak COVID-19 menunjukkan bahwa kepedulian (empati), tanggung jawab, dan kejujuran di negara ini perlu mendapat perhatian yang serius. Salah satunya adalah menanamkan pendidikan karakter kepada seluruh masyarakat Indonesia sedini mungkin, terutama kepada generasi muda kita sebagai penerus bangsa.Â
Selain itu, buku Yusuf Abidin (2013) Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter menegaskan bahwa pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Kondisi ini disebabkan oleh fakta bahwa orang semakin menyadari bahwa karakter bangsa Indonesia lemah, yang selama ini sangat kuat dan teguh dalam mempertahankan prinsip-prinsip kehidupan yang bijak dan arif. Di sekitar kita, kita dapat melihat bukti kelemahan ini, seperti budaya korupsi, nepotisme, kolusi, hilangnya rasa malu, banyak ketidakjujuran, dan pelemahan potensi anak oleh pemimpin kita sendiri karena kebijakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa kita.
Pendidikan memainkan peran penting dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang percaya diri dan bermartabat. Tujuan sistem pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan adalah bagian dari proses tersebut. sifat, menurut Pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, karakter yang bermartabat adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, dan memiliki karakter yang sesuai dengan budaya bangsa, yang diperoleh melalui penggunaan bahasa yang baik.Pembelajaran bahasa, terutama bahasa Indonesia, sangat penting untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan komunikasi.
Pendidikan karakter di sekolah didasarkan pada nilai-nilai tertentu yang ditetapkan oleh sekolah dan berfokus pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa:Â
Pendidikan karakter adalah pembelajaran yang terjadi pada setiap orang di semua mata pelajaran,
Tujuannya adalah untuk memperbaiki dan mengembangkan tingkah laku anak secara keseluruhan, danÂ
Karena anak-anak adalah manusia yang sempurna,Â
Selain itu, pendidikan karakter lebih penting daripada pendidikan moral karena pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan siswa apa yang benar dan salah, tetapi juga memberi mereka pemahaman yang kuat tentang cara menerapkan prinsip-prinsip moral dalam kehidupan sehari-hari.Â
Seperti yang dinyatakan oleh Mulyasa (2018: 3) Karakter berasal dari kata "mark", yang berarti "menandai dan menunjukkan" cara menerapkan prinsip kebaikan dalam tindakan dan perilaku sehari-hari. Menurut Kementerian Agama Republik Indonesia, kepribadian dapat didefinisikan sebagai sifat umum yang ditunjukkan dalam tingkah laku tertentu yang membedakan seseorang dari orang lain. Dengan kata lain, seseorang dianggap memiliki "karakter" jika tindakannya sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut masyarakat.Â
Abdul Majid mendefinisikan "karakter" sebagai sikap, kesatuan akhlak, budi pekerti, dan budi pekerti yang berasal dari reaksi manusia terhadap berbagai peristiwa moral dalam bukunya "Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam." Oleh karena itu, proses pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan pikiran sehingga peserta didik dibekali dengan karakter, kemampuan, dan kecerdasan yang menarik. Sifat ideal dari kecerdasan buatan adalah nasionalis, religius, cerdas, bertanggung jawab, disiplin, mandiri, jujur, bijaksana, santun, baik hati, gotong royong, percaya diri, kreatif, berani, demokratis, rendah hati, toleran, dan bersatu (Khan 2010:34).Â
Pembelajaran bahasa untuk pengembangan kepribadian di sekolah dasar: Terdapat hubungan antara keduanya dalam pendidikan, terutama bahasa Indonesia. Karena manusia adalah satu-satunya spesies yang dapat menggunakan bahasa untuk mengembangkan diri, kebudayaan, peradaban, dan mengubah atau memelihara lingkungannya, bahasa adalah cara terbaik bagi manusia untuk menunjukkan eksistensi dan jati diri sebagai penutur. Ini akan menggambarkan sifat mereka. Oleh karena itu, ada hubungan antara mengajar bahasa dan mengajar karakter dalam parafrase aslinya.
Pemanfaatan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia: Asesmen kepribadian merupakan pembelajaran tersendiri, sehingga dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran apa pun tanpa mengubah kurikulum. Saat mengajar bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD), karakterisasi dapat dimasukkan ke dalam topik pengajaran apa pun. Dua upaya telah dilakukan untuk mendidik keterampilan berbahasa melalui pendidikan karakter. Yang pertama adalah keterampilan berbicara secara pasif. Membaca berarti memahami orang lain melalui tulisan. Ini berarti mendengarkan dengan teliti dan memahami suara dan pikiran orang yang berbicara melalui alat bantu dengar Anda. Orang yang terbiasa mendengarkan orang lain akan setia dan menghargai pendapat mereka. Meskipun mendengarkan, memahami arti karakter menjadi sulit. Mengubah simbol tulis menjadi kata-kata lisan dikenal sebagai membaca.Â
Pelajaran bahasa menanamkan sifat karakter seperti Sekolah Dasar: Pada kurikulum 2013, pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) dimasukkan ke dalam program tematik dan digabungkan dengan pelajaran lain ya ng. Program tematik adalah program pendidikan yang dimulai dengan satu tema atau topik tertentu dan kemudian menggabungkan berbagai aspek dari berbagai perspektif tentang topik yang mungkin diajarkan di sekolah. Akibatnya, pembelajaran tematik berkorelasi dengan perkembangan fisik dan mental siswa (Kadir, 2015:1). Di sekolah dasar (SD), terutama di kelas rendah, pelajaran bahasa Inggris dapat digunakan untuk memulai pelajaran Bahasa Indonesia.Â
Bahasa ibu, sehingga anak-anak lebih mudah berinteraksi. Dengan bantuan bahasa, siswa belajar banyak hal dan belajar tentang budaya dan orang lain, yang menjadikannya penting. Diharapkan peserta didik dapat berbahasa Indonesia dengan benar dan efektif baik secara lisan maupun tertulis. Siswa diharapkan ramah, percaya diri, sopan, dan menyenangkan. Standar kompetensi untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah standar minimal yang menunjukkan penguasaan pengetahuan, kemampuan berkomunikasi, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Siswa memperoleh pemahaman dan kemampuan untuk menanggapi situasi lokal, nasional, atau bahkan internasional (Nafi'ah, 2018:33). Diharapkan siswa sekolah dasar memiliki kepedulian sosial terhadap orang lain.Â
Bahasa sebagai media untuk penanaman pendidikan karakter perlu kita galakkan dalam proses pembelajaran di sekolah, terutama dalam tingkat sekolah dasar yang menjadi lahan yang subur untuk menanamkan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik. Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di sekolah dasar (SD) pada peserta didik kelas rendah harus dilaksanakan secara aktif, inovatif, kreatif, menarik, dan menyenangkan.
Pembentukan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas rendah di sekolah dasar (SD) tidak hanya melalui materi ajar, model pembelajaran, dan penilaian. Namun juga melalui contoh perilaku dari guru, pembiasaan dan suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berkarakter seperti: ramah, sopan, jujur, toleran, percaya diri dan lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H