Sikap yang perlu dikedepankan bagi orang tua dalam hal ini berusaha untuk tetap tenang, tidak ikutan marah, apalagi membentak atau sampai mengancam akan meninggalkan anak. Orang tua dapat mendekati anak dengan pandangan mata yang sejajar kemudian berbicara perlahan dengan suara merendah.Â
5. Cobalah memberi instruksi paradoks dengan memberi izin pada anak sampai ia siap untuk berhenti
Contohnya seperti ini, "Di sini adik boleh marah, teriak lebih keras, ibu akan tungguin. Kalau tadi di dalam toko, orang lain akan terganggu."
6. Tawarkan anak hiburan saat kondisinya sudah lebih tenang, baru dilanjutkan dengan diskusi sederhana
Hal yang salah dilakukan adalah menghardik anak dengan suara meninggi, "Kamu tuh ya bikin malu nangis-nangis di toko. Memang kamu saja yang bisa marah?"
Namun bisa diganti dengan, "Kakak sudah tenang, beli es krim yuk. Tadi kakak marah karena gak dibelikan mainan ya? Kan kemarin kita sudah janji....."
Itulah keenam poin yang dapat diterapkan oleh orang tua jika sang anak sudah menunjukkan perilaku tantrum di tempat umum. Kuncinya adalah konsisten. Jangan hari ini tidak menurutkan keinginan anak yang tantrum kemudian besoknya mudah saja memberikan supaya sang anak cepat tenang dan tidak menangis lagi.Â
Seperti halnya orang tua, anak pun memiliki emosi. Bedanya, sebagai orang dewasa kita sudah mampu untuk mengaturnya dengan baik namun bagi anak sedang tahapnya belajar mengelola emosi tersebut.Â