Mohon tunggu...
Merita Dewi
Merita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Amatiran

Tak perlu terlalu terang, cukup terus menyala dan tak kunjung padam

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Parenting Talk! Begini Lho Tips Menghadapi Anak yang Tantrum di Tempat Umum, Kuncinya Konsisten

21 April 2024   11:34 Diperbarui: 21 April 2024   11:41 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan hal yang baru lagi bagi kebanyakan orang tua menyaksikan anak balitanya menjadi tantrum ketika ada sesuatu yang diinginkan namun tak segera dituruti. Tidak saja berlaku di rumah, tapi juga di tempat umum yang ramai seperti taman bermain, pasar atau mall, tempat rekreasi, dan lain sebagainya. 

Sebagai orang tua, tentu saja perilaku tantrum ini sangat diwanti-wanti dan kalau bisa jangan sampai terjadi jika sang anak sedang berada di tempat umum. Pasalnya, pasti akan mengundang perhatian banyak orang, belum lagi dengan berbagai komentarnya dan lama-lama orang tua pun jadi ikutan emosi.

Seyogyanya balita tantrum jika tidak mendapati apa yang diinginkannya adalah hal yang wajar terjadi. Dalam fasenya tersebut, ia dinilai belum mampu mengelola dan mengontrol emosinya dengan baik. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua untuk mengatasi perilaku tantrum anak. 

Di bawah ini merupakan uraian beberapa tips mengatasi anak tantrum yang dilansir dari akun instagram pribadi dr. Citra, SpA dengan nama pengguna @citra_amelinda selaku konsistensinya di bidang dokter spesialis anak.

1. Bawa anak ke tempat yang lebih sepi, tidak bising dan aman

Orang tua dapat membantu menurunkan emosi anak dengan membawa ke suasana tempat yang lebih tenang. Hal ini juga dimaksudkan agar orang tua punya waktu yang cukup untuk mencari penyebab dan solusi dari tantrum anak tersebut bukan untuk memaksakan anak tenang karena takut dilihat banyak orang. 

2. Tetaplah diam menemani anak sampai ia merasa tenang

Ada tipe anak yang jika sedang tantrum kemudian ditanyai bukannya jadi tenang malah tantrum atau menangisnya semakin menjadi-jadi. Maka orang tua bisa memilih untuk tetap diam saja menemani dan mengawasi sang anak hingga ia merasa tenang. Jika anak berkenan, orang tua dapat memeluk atau menggendong untuk menambah kenyamanan.

3. Usahakan agar orang tua tetap konsisten untuk tidak menyerah pada tuntutan anak

Hal ini akan membantu anak belajar bahwa tantrum tidak membantunya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. 

4. Pastikan bahwa orang tua sudah cukup tenang untuk mengajak anak bicara

Sikap yang perlu dikedepankan bagi orang tua dalam hal ini berusaha untuk tetap tenang, tidak ikutan marah, apalagi membentak atau sampai mengancam akan meninggalkan anak. Orang tua dapat mendekati anak dengan pandangan mata yang sejajar kemudian berbicara perlahan dengan suara merendah. 

5. Cobalah memberi instruksi paradoks dengan memberi izin pada anak sampai ia siap untuk berhenti

Contohnya seperti ini, "Di sini adik boleh marah, teriak lebih keras, ibu akan tungguin. Kalau tadi di dalam toko, orang lain akan terganggu."

6. Tawarkan anak hiburan saat kondisinya sudah lebih tenang, baru dilanjutkan dengan diskusi sederhana

Hal yang salah dilakukan adalah menghardik anak dengan suara meninggi, "Kamu tuh ya bikin malu nangis-nangis di toko. Memang kamu saja yang bisa marah?"

Namun bisa diganti dengan, "Kakak sudah tenang, beli es krim yuk. Tadi kakak marah karena gak dibelikan mainan ya? Kan kemarin kita sudah janji....."

Itulah keenam poin yang dapat diterapkan oleh orang tua jika sang anak sudah menunjukkan perilaku tantrum di tempat umum. Kuncinya adalah konsisten. Jangan hari ini tidak menurutkan keinginan anak yang tantrum kemudian besoknya mudah saja memberikan supaya sang anak cepat tenang dan tidak menangis lagi. 

Seperti halnya orang tua, anak pun memiliki emosi. Bedanya, sebagai orang dewasa kita sudah mampu untuk mengaturnya dengan baik namun bagi anak sedang tahapnya belajar mengelola emosi tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun