Dikarenakan menang dalam banyak peperangan tidaklah menjadikan keutuhan yang tinggi. Karena kemengangan yang tinggi  dalam perang ialah menahan serta menaklukan musuh tanpa harus berperang.Â
Menurut Sun Tzu strategi militer yang baik pertama, ialah dengan mengalahkan kebijakan musuh, kedua, mengalahkan kawanan musuh, serta yang sangat tidak baik atau pilihan terkahit ialah menyerbu suatu wilayah atau negara yang diberikan benteng pertahanan serta persenjataan yang kuat. Serangan ini dilaksanakan apabila tidak mempunyai opsi lain.
Adanya PengintaianÂ
Keadaan dan suasana dalam perang harus diketahui oleh komandan atau jenderal guna meraih kemenangan dan mengalahkan lawannya. Dalam hal ini dibutuhkan mata-nata dalam perang tersebut, yaitu, mata-mata kaum dari musuh atau bisa disebut mata-mata setempat, mata-mata pemimpin musuh atau mata-mata orang dalam, mata-mata agen ganda, mata-mata yang menampung info samaran untuk disampaikan pada musuh, serta mata-mata yang kembali dari kawasan lawan dengan tujuan memberikan informasi.
Tetapi, jika dilihat lebih lanjut, Sun Tzu mengemukakan pada dasarnya kemenangan yang sesungguhnya ialah suatu kemenangan yang dilakukan dengn tidak bertempur serta tidak adanya pertumpahan darah dalam perang tersebut. Mengapa demikian? sebab pertempuran sekedar akan mendatangkan kesusahan serta beban terhadap aspek-aspek yang terkait dalam perang tersebut. Dengan hal ini, Sun Tzu berpendapat jika strategi diplomasi adalah satu diantara banyak cara-cara yang tepat untuk mengatasi suatu masalah atau konflik.Â
Mengapa harus strategi diplomasi? sebab melewati diplomasi, kelompok atau aspek yang bermasalah bisa menjauhi pertumpahan darah yang didalamnya terdapat bermacam-macam cara agar dapat ditemukannya jalan keluar untuk seluruh kelompok atau aspek yang bermasalah.Â
Menurut Sun Tzu, pertempuran merupakan suatu landasan atau cara terakhir jika strategi diplomasi atau negosiasi yang sudah dilaksanakan tidak mendapatkan hasil. (Suhito, 2015)
Kesimpulan Â
Perang tak selamanya tentang alat bersenjata dan tak selalu bertarung sampai mengeluarkan darah serta nyawa. Sun Tzu yang merupakan militer besar pada zaman Cina kuno dikenali menjadi seorang ahli strategi perang yang begitu cerdas dan seorang filsuf dari bukunya The Art of War. Sun Tzu melihat bahwasannya peperangan bukan hanya sebatas perkumpulan kaum-kaum bersenjata, tetapi ada banyak sekali hal yang terkait di dalamnya.Â
Adapun pokok-pokok strategi yang dijelaskan oleh Sun Tzu, yaitu, Pertama kenalilah lawanmu begitu pula diri sendiri. Kedua, taklukanlah musuh tanpa pertempuran. Ketiga, berfokus terhadap kekurangan musuh. Sun Tzu pula menjelaskan ada beberapa  faktor penting yang memastikan kemenangan  pada pertempuran, yaitu, faktor politik, faktor cuaca, faktor jarak yang berpacu terhadap tingkat kesulitan saat perang, serta faktor yang memimpin atau komandan dalam perang yang berkualitas, mempunyai keberanian membuat kebijakan yang tepat.
Untuk mencapai kemenangan dalam perang ada beberapa cara dari banyaknya strategi yang dijelaskan oleh Sun Tzu, yaitu evaluasi, waktu peperangan, rancangan dan rencana, serta diperlukannya penguntaian. Evaluasi merupakan kemampuan dalam memperkirakan hasil pada perang tersebut. Dengan cara menilai memperhitungkan keadaan yang dilaksanakan yaitu, jalan (tao), iklim, medan, komando, serta peraturan. Waktu peperangan merupakan waktu kemenangan yang harus diwujudkan sesegera mungkin saat bertempur, sebab jika berlarut-larut akan merugikan banyak pihak. Rancangan dan rencana, menurut Sun Tzu strategi militer yang baik pertama, ialah dengan mengalahkan kebijakan musuh, kedua, mengalahkan kawanan musuh, serta pilihan terakhir ialah menyerbu suatu wilayah atau negara yang diberikan benteng pertahanan serta persenjataan yang kuat. Serangan ini dilaksanakan apabila tidak mempunyai opsi lain. Adanya pengintaian, maksud dari pengintaian tersebut adalah mata-mata yang dibutuhkan dalam perang tersebut untuk mengetahui informasi-informasi penting guna meraih kemenangan dan mengalahkan lawannya.