Tergesa melajukan motor ke wilayah timur Jakarta.
Yap,,,begini jadinya jika terlalu berleha dengan pekerjaan sebelumnya, akhirnya keteteran untuk agenda berikutnya.
Panitia menjadwalkan acara workshop akan dimulai sejak jam 9 pagi hingga 2 siang,, dan aku kebagian di penghujung acara,,katanya "agar peserta tetap bisa segar walau acara sudah akan berkahir". Yaah,,bisa ku maklumi,,mungkin karena pembawaan ku cenderung santai saat menyampaikan materi dan kerap menyelingi dengan humor,,sehingga peserta acara bisa merasa lebih santai di setiap sesi yang aku isi.
Aku memang sudah biasa dengan jadwal penutup atau 'dessert' dalam setiap acara yang aku isi. Terbiasa pula dengan keberangkatan yang lebih siang daripada pengisi yang lain,,,yang membiasakan aku juga untuk sedikit berleha atau mungkin mengisi waktu menunggu dengan mengerjakan hal yang lain sebelum berangkat atau beranjak ke podium.
Sebenarnya,,,hari ini pun aku terbiasa dengan keberangkatan yang lebih siang dibanding pemateri yang lain, apalagi acara hari ini diadakan tak jauh dari domisiliku,,jarak yang mudah kutempuh.
Dengan perkiraan waktu tempuh yang kurasa sudah tepat dan akurat yang menjamin aku tidak akan terlambat sampai ke tujuan (aku mengestimasikan bisa sampai di tempat satu jam sebelum aku tampil), sehingga aku merasa masih punya waktu luang untuk berjalan jalan sebentar di sekitar rumah.
Entah angin apa,,,pagi tadi aku ingin berjalan jalan di area pemakaman Budi Darma,,jaraknya hanya sekitar 15 menit dari rumah,,yah aku anggap sebagai wisata makam saja,,,itung itung refleksi diri dan reminder bahwa ada satu tujuan yang mesti dicapai oleh setiap manusia,,tanpa ada satupun yang terhindar.
Judulnya saja sudah 'ziarah makam',, tentunya kebanyakan makam melulu yang aku liat,,dengan ukuran dan besar yang variatif,,dengan bentuk yang berbeda beda,,sebelah sana bernisan, sebelah sini 'polos' tanpa sentuhan apapun,,ada yang baru dengan tanah merahnya,,ada penghuni lama dengan kusamnya batu nisan yang dirimbuni rumput liar.
Area pemakaman yang cukup luas,,,sangat luas malah kalau menurutku,,luasnya mengalahkan area taman makam pahlawan Bandung yang pernah kulihat saat tak sengaja melewatinya ketika menuju salah satu perguruan tinggi swasta disana.
Eiiit,,tapi jangan salah,,tak hanya gundukan tanah berisi jasad tak bernyawa saja yang bisa kita temui,,bisa juga kita lihat anak anak berlarian kian kemari menawarkan potongan-potongan dus untuk menutupi jok motor yang dtinggal pengendaranya berziarah agar tidak terlalu panas karena 'dijemur',,biasanya anak-anak itu diberi 1.000 rupiah untuk jasa mereka,,,ya untuk jasa mereka,,jasa anak-anak yang berlarian ke sana ke mari mencari motor yang 'memerlukan' peneduhan,,,usia mereka beragam,,dari bocah ingusan usia 5 sampai 7 tahun hingga remaja usia 13 sampai 15 tahun,,,yang aga tua sedikit punya profesi sedikit berbeda,,,untuk yang laki laki mereka menawarkan jasa pembersihan makam,,barangkali ada peziarah yang ingin makam keluarganya dibersihkan,,mereka akan dengan sigap melakukannya,,,yang perempuan sebagian ada yang berjualan bunga rampe dan airnya, ada juga yang membersihkan jalanan. Harga bunga rampe dan air di sini relatif murah, hanya dengan 5.000 rupiah, kita sudah bisa membawa lebih dari 5 genggam bunga rampe dan 3 kantong plastik sedang berisi air,,murah kan!!!
Ada juga jasa membacakan do'a bagi makam yang diziarahi,,biasanya ditawarkan oleh lelaki dengan usia 40 tahun ke atas,,dengan berpakaian koko,,kadang memakai sarung untuk mengganti celana panjang,,,tak lupa dengan peci teplek nya,,hmmmhmm cukup representatif 'kan untuk dianggap sebagai seorang ustadz yang pandai berdo'a he he.
Melihat lihat kiri kanan depan belakang,,,yang ada hanya hamparan rumput yang dengan jarak tertentu menggembung karena kandungannya. Sepanjang jalan lurus yang ada hanya pohon kamboja putih dan pohon buah bintaro yang buahnya sama sekali tak bisa dimakan,,sampai sekarang tak habis pikir,,jadi untuk apa pohon buah itu tumbuh,,daunnya memang rindang,,meneduhkan jalan,,membuat udara lebih sejuk,,tapi untuk apa buahnya yang tumbuh lebat dan cepat berbuah itu,,,jika tak bisa dimakan???
Ah,,,bertambah lagi pikiran ini,,nantilah kucari penjelasannya. Sambil berputar putar,,terbayang satu adegan rekaan dalam otak. Jika suatu saat nanti,,iring-iringan jenazah yang lewati jalan ini adalah keluarga dan kerabatku,,jenazah yang mereka bawa adalah jenazahku,,lubang kubur yang digali adalah untukku,,timbunan tanah yang diuruk adalah untukku,,taburan bunga dan kucuran air mengenai makamku,,do'a dan lantunan yasin yang dibaca adalah untukku,,adakah ketika semua itu terjadi,,mereka yang kusebut sebagai keluarga,,sahabat,,kawan,,dan kerabat akan merasa kehilangan,akan merasa kesedihan? Akankah mereka datang untuk menziarahi makamku?? Mengirimkan do'a dan menghiasi makamku dengan taburan bunga dan membasahi tanahku dengan air,,menghadiahi ruh ku dengan do'a?? adakah nanti, yang akan menyengajakan diri datang dari jauh hanya untuk menziarahi makamku??
Apa mungkin itu semua terjadi ya?? Saat aku tak ada?? Saat mereka tak lagi melihat fisikku,,toh aku tak akan tau siapa yang datang siapa yang tidak,,aku juga tak kan tau siapa yang masih ingat dan tidak.
Hmmmhmmm,,,,bahkan saat di dunia pun,,tak jarang aku dilupakan dan melupakan,,tak sekali aku diingkari dan mengingkari,,tak langka aku diacuhkan dan mengacuhkan,,apalagi saat aku tak ada,,apa yang bisa membuat mereka tetap ingat padaku yang nanti mungkin lebih dulu 'pergi'???
Kalau kata orang tua dulu,,hanya ada tiga hal yang dibawa ke liang kubur,,salah satunya adalah amal baik. Apa mungkin dengan amal baik di dunia, aku bisa diingat? Bisa jadi iya. Tapi,,,tak bisa diakhirkan,,perbuatan baik kita diartikan tidak baik oleh sekitar,,,kalau begitu,,jadinya bagaimana?? Hmhmmm,,,bahan kajian yang cukup menarik ya,,,
Terus saja berputar begitu,,,pikiran-pikiran itu yang muncul bergantian,,tak berhenti,,hingga akhirnya terhenti saat ternyata sudah masuk waktu dzhuhur,,,
Ya ampun,,,sudah masuk tengah hari,,,bagaimana ini?? Aku belum lagi ada di rumah untuk bersiap,,waktu sudah jam 12,,paling cepat aku paling baru selesai setengah 1 dan berangkat. Ahhhh,,,,sial,,,kenapa jadi kacau begini??!! Jam berapa akan sampai kalau jam segini masih berkutat disini??!!
Akhirnya,,,bagai kesetanan,,aku bergegas ke rumah,,bersiap,,dan akhirnya berangkat. Kulirik arloji dengan takut,,sudah jam 12.45. Keringat dingin membasahi kening,,tanpa tedeng aling aling lagi kukerahkan semua kecepatan yang bisa kubuat untuk menempuh jarak yang tidak dekat itu. Yaaa,,taman anggrek di Taman Mini Indonesia Indah bukan lokasi yang dekat dari Jakarta Utara kan??
Sekali lagi kulirik arloji,,,jam menunjukkan pukul 13.30,,,haaahh,,bagaimana ini?? Bagaimana aku bisa memasuki aula dengan keterlambatan seperti ini?? Aku yang tak pernah terlambat dan memang tak lazim untuk terlambat,,karena selalu mendapat jam paling akhir,,sekarang haruskah berjalan dengan wajah memasang senyum seolah tak ada apa apa,,atau dengan kepala menunduk dan mengucapkan maaf berulang kali karena terlambat. Entahlah,,,ruwet rasanya.
Kukeluarkan telepon genggam,,,kosong,,tak ada satupun panggilan ataupun sms. Kosong,,,ya benar-benar kosong,,ada apa ini?? Aneh,,,biasanya panitia akan 'rewel' jika pematerinya berhalangan hadir,,sibuk telepon setiap satu menit sekali,,mengirim beribu ribu sms konfirmasi sudah sampai dimana pemateri yang bersangkutan. Tapi,,,layar ponselku 'polos'. Sambil berjalan,,aku berpikir,,kenapa ya?? Apa panitia sudah memprediksi keterlambatanku hingga merasa tak khawatir?? Ah tak mungkin begitu,,bukan sekali aku bekerja sama dengan kepanitiaan ini,,dan aku cukup tau persis bagaimana kinerja mereka,,rapi,sistematis dan terorganisir dengan baik,,jadi tak mungkin keterlambatan ku bisa mereka toleransi tanpa konfirmasi keterlambatanku 'kan?!
Atau bisa saja mereka memang dari awal memprediksi keteralambatanku hingga mereka mendatangkan pemateri cadangan untuk menggantikanku jika aku benar-benar 'ngaret',,aah aku tak dapat penjelasan mengenai itu sejak awal undangan. Lalu kenapa?? Semua tampak mungkin dan lain. Sambil berjalan aku coba menerka-nerka atas keganjilan ini,,hingga akhirnya aku tersadar,,tempat ini terlalu lengang untuk sebuah workshop,,bahkan workshop kecil sekalipun. Kenapa tak ada yang lalu lalang?? Jangan-jangan peserta dan panitia jenuh dengan keterlambatan dan kelalaianku untuk mengkonfirmasi keterlambatan,,sehingga memutuskan untuk menyudahi acara tanpa penampilanku. Tak mungkin,,tak mungkin,,aku baru sekali ini terlambat,,tak mungkin mereka memperlakukan ku seperti itu. Lalu kenapa??
Aula besar,,itu pintunya,,dengan tergesa namun ragu,,aku hampiri,,sungguh sangat lengang. Apa mungkin mereka semua ada di dalam,,menunggu untuk kemudian berteriak 'KEJUTAAAN' saat aku masuk?? Ah tak mungkin,,konyol sekali,,untuk apa mereka seperti itu,,aku 'kan tidak ulang tahun dan tidak ada yang harus dirayakan.
Sampai di depan pintu,,terkunci!!! Ku intip jendela,,terlalu tinggi,,tak bisa kulihat,,tapi bisa kupastikan tak ada apa apa dan tak ada siapa siapa di dalam. Parah,,tak ada pula orang yang bisa kutanyai disini.
Kuraih ponsel,,,mengetik sms berisi pertanyaan kenapa tak ada satupun orang di tempat acara pada salah satu panitia,,,mengirim,,,dua menit kemudian,,notifikasi balasan muncul,,buka,,sebuah balasan,,apa kata mereka,,'acaranya 'kan dilaksanakan minggu depan Bu. Hari ini worksohop nya masih diadakan di Bandung. '
Waaah,,bagaimana ini???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H