Mohon tunggu...
MERIANTI ANITA SELAN
MERIANTI ANITA SELAN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Merianti Anita Selan : Penyuka segala jenis kopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Minggu Ke-12 Pembelajaran Sosial dan Emosional

7 Maret 2022   11:25 Diperbarui: 8 Maret 2022   21:38 3261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurnal Refleksi Minggu ke - 12

( Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) 4F

 

1. Facts ( Peristiwa )

Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis mindfulness merupakan sebuah model pembelajaran yang  menjadikan  pemahaman kesadaran diri dan pengenalan  emosi sebagai dasar respon yang benar seorang  terhadap pengembangan kompetensi Sosial dan Emosi  murid di sekolah. 

Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan  tindakan  STOP ( berhenti, tarik napas dalam, amati dan lanjutkan ). Pemahaman kesadaran diri juga menolong seorang guru untuk merespon secara baik perkembangan kompetensi siswa yang berdampak pada well-being guru itu sendiri dengan demikian menjadikan guru sebagai role-model bagi perkembangan peserta didik di sekolah.

Selain kesadaran diri, pengelolaan diri dan emosi untuk mencapai tujuan juga merupakan hal tak terpisahkan dari kesadaran diri. Karena kesadaran diri yang baik jika tanpa diimbangi dengan kemampuan pengelolaan diri yang baik hanya akan bermuara pada sebuah kecerobohan.  

Banyaknya tugas dan beberapa agenda yang harus diselesaikan dalam waktu bersamaan terkadang membuat guru stress  disertai beberapa respon fisik lainnya. Melaksanakan tindakan STOP dalam kondisi ini dapat mengurangi kecemasan, ketakutan serta merangsang kekuatan otak bagian atas yang berhubungan dengan fokus , konsentrasi dan kesadaran.

Pengelolaan diri yang baik akan berdampak pada kesadaran sosial, yakni kemampuan menempatkan diri dan melihat perspektif orang lain. Keberhasilan kesadaran sosial sangat bergantung pada kesadaran diri dan pengelolaan diri yang benar. Karena seorang guru dengan kemampuan kesadaran dan pengeloaan diri yang baik akan mampu berempati terhadapap apa yang dialami oleh siswanya, menaruh perhatian pada perasaan orang lain, berpikir sebelum berbicara, menyadari bahwa semua manusia unik, serta saling menghargai meski berbeda.

Ketrampilan berelasi merupakan capaian tingkat berikutnya dari kemampuan kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial  yang matang. Ketrampilan berelasi dapat diukur melalui terampilnya seseorang dalam menyampaikan pesan dengan jelas dan mendengar secara aktif, menyatakan sikap, saling menghargai, mengelola tugas dan peran dalam kelompok.

Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab merupakan sikap yang sangat diharapakan dimikilki oleh  seorang pemimpin. Namun demikian sikap ini tidak tumbuh begitu saja melainkan dilatih dengan berbagai hal misalnya : mengevaluasi situasi, menganalisis alternatif  pilihan, mempertimbangkan konsekuensi dari pilihan tersebut baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Untuk mencapai semuanya maka perlu adanya .... kerangka menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan  POOCH.

2. Feelings ( Perasaan )

Hal yang menjadi pemikiran ketika mempelajajai materi Pembelajaran Sosial Emosional adalah sebagaimana yang dikatakan Mas menteri yakni

“ Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh ketidaknyamanan. Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama

( Nadhim Makarim )

Bahwa memulai seuatu perubahan memang hal sulit namun harus segera dimulai dan dimulai dari diri sendiri. Demikian Pembelajaran Sosial Emosi akan lebih baik jika dimulai dari diri guru sebagai seorang pendidik.

3. Findings (Pembelajaran )

Hal yang baru yang saya temukan dalam proses pembelajaran Sosial Emosi adalah mengenal lebih dalam beberapa metode dan langkah praktis tentang pengembangangan kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi dan mengambil keputusan yang bertanggungjawab.

4. Future (Penerapan)

Pembelajaran Sosial dan Emosional jika diterapkan maka akan berdampak signifikan terhadap kepribadian siswa, karena dengan metode pembelajaran ini seorang guru dituntut memahami diri sendiri baik secara Emosi maupun Sosial barulah menjadio role- model bagi perkembangan kompetensi peserta didik. Sebagaimana kata Budayawan Rusdy Rukmarata bahwa  :

“ Kebahagiaan adalah pada saat kita dapat menghargai apa yang ada di sini dan sekarang dan dapat membangun hubungan kerjasama dengan orang lain atas dasar hormat dan saling menghargai.

Merujuk pada pernyataan beliau maka sesungguhnya rasa hormat dan saling menghargai merupakan dasar yang kokoh dalam menjalin relasi baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Saling menghargai juga menjadi kunci kebahagiaan dan kesolidan sebuah komunitas. 

#merianti#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun