Kebanyakan dari Milenial dan Gen-Z sendiri memiliki dan juga terpengaruh oleh prinsip YOLO dan FOMO, dimana YOLO adalah "You Only Live Once" yang memiliki makna bahwa hidup itu hanya satu kali, sehingga memicu para Milenial dan Gen Z untuk selalu mengambil peluang yang menurut mereka menarik tanpa mempertimbangkan resikonya lebih lanjut. Sedangkan FOMO adalah "Fear Of Missing Out" yaitu membeli suatu barang atau jasa hanya dikarenakan rasa takut akan tertinggalnya suatu tren.
Juga dengan teknologi yang sudah disediakan sekarang membuat generasi milenial dan Gen-Z dapat mendapatkan sesuatu dengan lebih cepat/instant. Ini menjadi salah satu pendorong mengapa Milenial dan Gen-Z menjadi lebih konsumtif.
Hal seperti ini yang dapat menyebabkan Milenial dan Gen Z sulit membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Selain itu pemahaman yang kurang tentang pengelolaan finansial juga mengakibatkan mereka menabung pendapatan dari sisa yang dibelanjakan dibandingkan membelanjakan dari sisa setelah menabung.
Ini juga menjadi salah satu faktor dari kecilnya persentase milenial yang melakukan investasi, terlebih lagi dipasar uang. Jika kita lihat datanya statistik menunjukkan hal yang tidak terlalu menggembirakan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kelompok usia 16-30 tahun ada sekitar 64,3 juta jiwa.
Namun, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dari kelompok tersebut yang memiliki investasi di pasar modal Indonesia, baik saham maupun reksa dana saham, hanya 1,6 juta jiwa. Jika di persentase kan jumlah dari anak muda yang melakukan investasi di pasar uang baru menyentuh dibawah angka 2,5%.
Padahal dengan mempunyai pengetahuan dan kemauan dalam berinvestasi, Milenial dan Gen-Z dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap gaji pokok. Karena dengan investasi yang baik dan didasari dengan pengetahuan yang cukup mereka bisa mendapatkan passive income yaitu penghasilan yang kita dapatkan bahkan ketika kita tidak sedang bekerja, yang biasanya diperoleh dari hasil aset yang kita investasikan.
Dengan kemampuan Milenial dan Gen-Z yang dianggap telah melek teknologi, Seharusnya keunggulan ini tidak hanya digunakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif akan tetapi,lebih baik jika digunakan untuk sarana dalam kemudahan berinvestasi.
Terlebih lagi dalam berinvestasi di pasar modal telah ada 123 sekuritas yang sudah terdaftar di OJK. Sebagian besar dari sekuritas yang telah terdaftar sudah memudahkan investor dengan menyediakan pelayanan online.
Pasar modal sendiri mempunyai peran yang cukup penting bagi perekonomian suatu negara, selain menjadi sarana untuk masyarakat dapat berinvestasi pada instrument keuangan, pasar modal juga dapat menjadi sarana bagi pendanaan usaha dalam memperoleh dana dari pemodal ataupun investor yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha,penambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain.
Dampak pasar modal terhadap perekonomian pun cukup penting, karena dapat menjadi suatu indikator perekonomian negara. Semakin meningkatnya kegiatan dan volume dari penjualan dan pembelian dalam pasar modal dapat mengindikasikan bahwa kegiatan bisnis dalam suatu negara tersebut berjalan dengan baik. Begitu juga sebaliknya.
Pendapatan negara pun juga bertambah apabila peningkatan voume dalam suatu pasar modal. Karena setiap dividen pasar pemegang saham akan dikenakan pajak, dari pengenaan pajak ini dapat meningkatkan pendapatan negara.