Mohon tunggu...
Mercy White Victoria
Mercy White Victoria Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa aktif kelas 11

Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Roma 8:25

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Makna Hidup yang Sesungguhnya: Resensi Buku Offline

30 Januari 2025   10:57 Diperbarui: 30 Januari 2025   15:02 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Gramedia.com

Dimensi Buku: 135 x 200mm

ISBN: 9786020640594

"Technology is a good slave, but a bad master," tulis sang pengarang dalam kata pengantar buku ini. Kalimat tersebut dijadikan gambaran awal mengenai pesan yang ingin disampaikan pengarang.

Buku berjudul "Offline" ini adalah karya keenam dari Desi Anwar, yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, pertama kali pada tahun 2020. Sebelum buku ini terbit, Desi Anwar sudah terlebih dulu dikenal sebagai seorang jurnalis dan pembawa acara sejak 1990. Disamping dirinya sebagai seorang jurnalis, ia juga hobi fotografi, jalan-jalan, dan menulis, hingga akhirnya buku ini dapat tercipta.

Judul buku "Offline", yang berarti luring dalam bahasa Indonesia, sangat unik, dan mempunyai makna yang dalam. Sang pengarang tidak hanya mengambil secara mentah makna kata offline dalam artian digital, melainkan hubungan manusia dengan teknologi.

Desi Anwar mengangkat tema tentang kehidupan, yang dieksplorasi melalui berbagai macam pendekatan. Alhasil, memberikan wawasan yang baru kepada pembaca mengenai suatu hal yang seringkali dianggap remeh. Lewat tema besar tersebut, buku ini dibagi menjadi dua bagian, seni mengapresiasi hidup dan mengejar kebahagiaan sejati.

Pada bagian pertama buku ini, pembaca diajak untuk menyadari pentingnya mengasah kembali panca indera yang semakin terabaikan akibat kecanduan teknologi. Kebiasaan bergantung pada gawai dalam setiap aktivitas telah dianggap wajar, meski sesungguhnya melemahkan kepekaan indera manusia (hlm. 15). Desi Anwar menegaskan lewat kesebelas subbab ini, bahwa seni kehidupan sejati berada di kelima panca indera manusia.

Bagian kedua buku ini, yang terdiri dari 28 subbab, berfokus pada cara menemukan kebahagiaan sejati, yaitu melalui rasa syukur. Kemudahan yang ditawarkan teknologi seringkali mengurangi rasa syukur pada hal-hal yang kecil (hlm. 100). Lantas, makna kehidupan semakin memudar. Oleh karena itu, pengarang mengajak pembaca untuk merenung, mengelola emosi, dan menyikapi hidup dengan hati yang riang dan penuh syukur.  

Desi Anwar menggarisbawahi bahwa teknologi hadir tidak lebih sebagai alat untuk membantu manusia. Hal ini mengingatkan bahwa di zaman sekarang, manusia terus bergantung dengan kecanggihan teknologi, yang perlahan merusak kehidupannya. Jika perkembangan ini tidak disikapi dengan bijak, bukan tidak mungkin suatu saat nanti teknologi akan menjadi tuan atas manusia (hal. 74).

Kelebihan:

Patut dipuji bahwa buku berjudul "Offline" ini dikarang dengan terjemahan bahasa Inggris yang tepat oleh sang pengarang sendiri. Desi Anwar mampu untuk menyampaikan gagasannya dengan baik, tanpa ketinggalan satu atau dua pesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun