Aula Politeknik ST. Wilhelmus bergema dengan semangat perubahan pada Jumat, 5 Juli 2024. Usai Misa Jumat Pertama, ratusan mahasiswa berkumpul untuk mengikuti sosialisasi penting tentang penanganan dan pencegahan kekerasan seksual (PPKS) di lingkungan kampus. Acara yang diselenggarakan oleh Satuan Tugas (Satgas) PPKS Politeknik ST. Wilhelmus ini menjadi tonggak awal dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan.
Materi Berbobot dari Ketua Satgas PPKS
Tampil sebagai pembicara utama, Maria Yasinta Deme, S.ST., MM, Ketua Satgas PPKS Politeknik ST. Wilhelmus, menyampaikan materi yang komprehensif mengenai kekerasan seksual. Beliau mengupas tuntas berbagai bentuk kekerasan seksual yang mungkin terjadi, baik secara fisik maupun verbal, serta dampaknya yang mendalam bagi korban. Tak hanya itu, Maria Yasinta Deme juga memberikan panduan praktis tentang cara mengenali tanda-tanda kekerasan seksual, bagaimana memberikan dukungan kepada korban, dan langkah-langkah yang harus diambil jika menjadi korban atau saksi kekerasan.
Dukungan Penuh dari Pimpinan Politeknik
Sosialisasi ini semakin istimewa dengan kehadiran Ibu Marselina Nggena, S.Pt., M.Si, Asisten Direktur I Politeknik ST. Wilhelmus. Dalam sambutannya, beliau menegaskan komitmen pimpinan kampus dalam mendukung upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Ibu Marselina Nggena menekankan pentingnya pemahaman seluruh civitas akademika, baik mahasiswa maupun dosen, terhadap isu PPKS. "Lingkungan kampus yang aman dan inklusif adalah tanggung jawab kita bersama," ujarnya dengan tegas.
Yel-yel Penyemangat dari Ketua Satgas
Suasana sosialisasi semakin hidup ketika Ibu Mercy, Ketua Satgas PPKS, memimpin yel-yel penyemangat. Yel-yel yang berbunyi, "Politeknik St. Wilhelmus, Cerdas, Berkarakter, Tolak Kekerasan Seksual! Kita bersatu, lawan pelecehan!" menggema di seluruh aula, membangkitkan semangat mahasiswa untuk bersama-sama melawan kekerasan seksual. Yel-yel ini tidak hanya menjadi jargon semata, tetapi juga simbol komitmen bersama untuk menciptakan perubahan positif di lingkungan kampus.
Diskusi Interaktif dan Sesi Tanya Jawab
Sosialisasi tidak hanya berlangsung satu arah. Setelah pemaparan materi, sesi diskusi interaktif dan tanya jawab memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bertanya, berbagi pengalaman, dan mendapatkan klarifikasi lebih lanjut mengenai isu PPKS. Antusiasme mahasiswa dalam sesi ini menunjukkan betapa pentingnya topik ini bagi mereka. Banyak pertanyaan yang diajukan, mulai dari cara melaporkan kasus kekerasan seksual, mekanisme penanganan yang ada di kampus, hingga bagaimana menciptakan budaya saling menghormati di lingkungan kampus.