Mohon tunggu...
Maria Yasinta Deme
Maria Yasinta Deme Mohon Tunggu... Dosen - accounting lecturer

Hobby Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Politeknik ST. Wilhelmus Menggelorakan Semangat Anti Kekerasan Seksual

6 Juli 2024   01:40 Diperbarui: 6 Juli 2024   01:47 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Politeknik St. Wilhelmus

Aula Politeknik ST. Wilhelmus bergema dengan semangat perubahan pada Jumat, 5 Juli 2024. Usai Misa Jumat Pertama, ratusan mahasiswa berkumpul untuk mengikuti sosialisasi penting tentang penanganan dan pencegahan kekerasan seksual (PPKS) di lingkungan kampus. Acara yang diselenggarakan oleh Satuan Tugas (Satgas) PPKS Politeknik ST. Wilhelmus ini menjadi tonggak awal dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan.

Materi Berbobot dari Ketua Satgas PPKS

Tampil sebagai pembicara utama, Maria Yasinta Deme, S.ST., MM, Ketua Satgas PPKS Politeknik ST. Wilhelmus, menyampaikan materi yang komprehensif mengenai kekerasan seksual. Beliau mengupas tuntas berbagai bentuk kekerasan seksual yang mungkin terjadi, baik secara fisik maupun verbal, serta dampaknya yang mendalam bagi korban. Tak hanya itu, Maria Yasinta Deme juga memberikan panduan praktis tentang cara mengenali tanda-tanda kekerasan seksual, bagaimana memberikan dukungan kepada korban, dan langkah-langkah yang harus diambil jika menjadi korban atau saksi kekerasan.

sumber : Politeknik St. Wilhelmus
sumber : Politeknik St. Wilhelmus

Dukungan Penuh dari Pimpinan Politeknik

Sosialisasi ini semakin istimewa dengan kehadiran Ibu Marselina Nggena, S.Pt., M.Si, Asisten Direktur I Politeknik ST. Wilhelmus. Dalam sambutannya, beliau menegaskan komitmen pimpinan kampus dalam mendukung upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Ibu Marselina Nggena menekankan pentingnya pemahaman seluruh civitas akademika, baik mahasiswa maupun dosen, terhadap isu PPKS. "Lingkungan kampus yang aman dan inklusif adalah tanggung jawab kita bersama," ujarnya dengan tegas.

Yel-yel Penyemangat dari Ketua Satgas

Suasana sosialisasi semakin hidup ketika Ibu Mercy, Ketua Satgas PPKS, memimpin yel-yel penyemangat. Yel-yel yang berbunyi, "Politeknik St. Wilhelmus, Cerdas, Berkarakter, Tolak Kekerasan Seksual! Kita bersatu, lawan pelecehan!" menggema di seluruh aula, membangkitkan semangat mahasiswa untuk bersama-sama melawan kekerasan seksual. Yel-yel ini tidak hanya menjadi jargon semata, tetapi juga simbol komitmen bersama untuk menciptakan perubahan positif di lingkungan kampus.

Diskusi Interaktif dan Sesi Tanya Jawab

Sosialisasi tidak hanya berlangsung satu arah. Setelah pemaparan materi, sesi diskusi interaktif dan tanya jawab memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bertanya, berbagi pengalaman, dan mendapatkan klarifikasi lebih lanjut mengenai isu PPKS. Antusiasme mahasiswa dalam sesi ini menunjukkan betapa pentingnya topik ini bagi mereka. Banyak pertanyaan yang diajukan, mulai dari cara melaporkan kasus kekerasan seksual, mekanisme penanganan yang ada di kampus, hingga bagaimana menciptakan budaya saling menghormati di lingkungan kampus.

Langkah Nyata Menuju Kampus Bebas Kekerasan

Sosialisasi PPKS di Politeknik ST. Wilhelmus bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan menuju kampus yang bebas dari kekerasan seksual. Satgas PPKS Politeknik ST. Wilhelmus telah menyusun rencana aksi yang komprehensif untuk mewujudkan visi tersebut.

Langkah-langkah nyata yang akan diambil meliputi:

  1. Pembentukan Tim Penanganan Kasus: Tim khusus sudah dibentuk untuk menangani laporan kasus kekerasan seksual dengan cepat, profesional, dan berpihak pada korban.
  2. Penyediaan Layanan Konseling: Layanan konseling akan disediakan bagi korban kekerasan seksual untuk membantu mereka memulihkan diri secara fisik dan psikologis.
  3. Kampanye Edukasi Berkelanjutan: Kampanye edukasi mengenai PPKS akan terus dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman seluruh civitas akademika tentang isu ini.
  4. Pengembangan Kebijakan dan Prosedur: Kebijakan dan prosedur yang jelas terkait penanganan kekerasan seksual akan dikembangkan dan disosialisasikan secara luas.
  5. Kolaborasi dengan Pihak Eksternal: Politeknik ST. Wilhelmus akan menjalin kerjasama dengan lembaga dan organisasi terkait untuk memperkuat upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.

Dengan dukungan penuh dari pimpinan kampus, partisipasi aktif seluruh civitas akademika, serta kolaborasi dengan pihak eksternal, Politeknik ST. Wilhelmus optimis dapat mewujudkan kampus yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan seksual.

sumber : Politeknik St. Wilhelmus
sumber : Politeknik St. Wilhelmus

Inspirasi bagi Institusi Pendidikan Lainnya

Sosialisasi PPKS di Politeknik ST. Wilhelmus dapat menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lainnya di seluruh Indonesia. Isu kekerasan seksual bukanlah masalah yang bisa dianggap remeh. Setiap institusi pendidikan memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi seluruh warganya dari segala bentuk kekerasan. Dengan langkah-langkah proaktif dan komitmen yang kuat, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan setiap individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun