Mohon tunggu...
Maria Yasinta Deme
Maria Yasinta Deme Mohon Tunggu... Dosen - accounting lecturer

Hobby Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Wanita dalam Menghadapi Persoalan Ekonomi Keluarga: Sebuah Tinjauan Mendalam

23 Juni 2024   00:00 Diperbarui: 23 Juni 2024   00:06 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Perempuan Indonesia telah lama memainkan peran penting dalam menopang ekonomi keluarga. Di tengah dinamika sosial dan ekonomi yang terus berkembang, peran ini semakin krusial, namun diiringi dengan berbagai tantangan yang kompleks. Tulisan ini bertujuan untuk mengupas secara mendalam tantangan-tantangan yang dihadapi perempuan dalam menghadapi persoalan ekonomi keluarga, serta mengeksplorasi berbagai strategi dan solusi yang dapat diambil untuk mengatasinya.

Realitas Ekonomi Keluarga dan Peran Perempuan

Sebelum menyelami tantangan, penting untuk memahami realitas ekonomi keluarga di Indonesia dan peran perempuan di dalamnya. Menurut data BPS tahun 2021, angka partisipasi kerja perempuan di Indonesia mencapai 53,72%. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki kontribusi yang signifikan dalam angkatan kerja dan pendapatan keluarga.

Namun, kontribusi perempuan ini seringkali tidak sebanding dengan upah yang mereka terima. Kesenjangan gender dalam upah masih persisten, dengan perempuan rata-rata menerima upah 78% dari laki-laki untuk pekerjaan yang sama.

Selain itu, perempuan masih menanggung beban ganda, yaitu pekerjaan domestik dan pekerjaan luar.

Beban ganda ini dapat menghambat perempuan dalam mencapai potensi penuh mereka di dunia kerja dan memperparah kemiskinan dan ketidaksetaraan.

Tantangan yang Dihadapi Perempuan

Berdasarkan uraian di atas, berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi perempuan dalam menghadapi persoalan ekonomi keluarga:

  • Kesenjangan gender dalam upah: Perempuan seringkali menerima upah yang lebih rendah daripada laki-laki untuk pekerjaan yang sama, sehingga membatasi kemampuan mereka untuk menopang ekonomi keluarga.
  • Beban ganda: Perempuan menanggung beban ganda, yaitu pekerjaan domestik dan pekerjaan luar. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, stres, dan kesulitan dalam menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional.
  • Kurangnya akses terhadap modal dan layanan keuangan: Perempuan seringkali memiliki akses yang terbatas terhadap modal dan layanan keuangan, seperti kredit dan pelatihan, yang dapat menghambat mereka dalam memulai atau mengembangkan usaha.
  • Keterbatasan pendidikan dan keterampilan: Perempuan masih memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang lebih rendah daripada laki-laki, sehingga membatasi peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi.
  • Kekerasan dan diskriminasi: Perempuan masih sering mengalami kekerasan dan diskriminasi, baik di rumah maupun di tempat kerja, yang dapat menghambat mereka dalam mencapai potensi penuh mereka.

Dampak Tantangan terhadap Ekonomi Keluarga

Tantangan-tantangan yang dihadapi perempuan dapat berdampak negatif pada ekonomi keluarga, seperti:

  • Kemiskinan: Kesenjangan gender dalam upah dan beban ganda dapat membuat keluarga terjebak dalam siklus kemiskinan.
  • Ketidakstabilan keuangan: Kurangnya akses terhadap modal dan layanan keuangan dapat membuat keluarga rentan terhadap krisis keuangan.
  • Kesehatan dan kesejahteraan yang buruk: Beban ganda, stres, dan kekerasan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental perempuan dan anak-anak.
  • Kurangnya peluang pendidikan dan pengembangan diri: Kurangnya akses terhadap pendidikan dan keterampilan dapat membatasi peluang perempuan dan anak-anak untuk mencapai potensi penuh mereka.

Strategi dan Solusi

Mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi perempuan dalam menghadapi persoalan ekonomi keluarga membutuhkan upaya komprehensif dari berbagai pihak. Berikut adalah beberapa strategi dan solusi yang dapat diambil:

  • Menerapkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender: Pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender di tempat kerja, seperti upah yang setara dan cuti ayah.
  • Meningkatkan akses terhadap pendidikan dan pelatihan: Perempuan perlu diberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan dan pelatihan agar mereka dapat meningkatkan keterampilan dan mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi.
  • Mempermudah akses terhadap modal dan layanan keuangan: Perempuan perlu diberikan akses yang lebih mudah terhadap modal dan layanan keuangan, seperti kredit dan pelatihan kewirausahaan.
  • Memperkuat layanan pengasuhan anak: Layanan pengasuhan anak yang terjangkau dan berkualitas perlu disediakan untuk membantu perempuan menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional.
  • Melawan kekerasan dan diskriminasi: Perempuan perlu dilindungi dari kekerasan dan diskriminasi di rumah dan di tempat kerja.

Kesimpulan

Perempuan memainkan peran penting dalam menopang ekonomi keluarga. Namun, mereka masih menghadapi berbagai tantangan dalam menghadapi persoalan ekonomi keluarga, seperti kesenjangan gender dalam upah, beban ganda, dan kurangnya akses terhadap modal dan layanan keuangan.

Mengatasi tantangan-tantangan ini membutuhkan upaya komprehensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun