Pendidikan Kesehatan Mental untuk Orang Tua seperti Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) dapat meningkatkan komunikasi dan hubungan emosional antara orang tua dan anak (Zisser & Eyberg, 2020). Orang tua yang lebih paham tentang pentingnya pola asuh yang suportif dapat mengurangi tekanan yang tidak perlu pada anak dan lebih menghargai usaha mereka. Hal ini mendukung perkembangan keterampilan emosional anak serta rasa percaya diri mereka, baik di rumah maupun di lingkungan sosial.
Â
- Dukungan Sosial yang Lebih Kuat :
Dukungan Komunitas dan Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan diterima pada anak. Juvonen & Espinoza (2021) menyatakan bahwa keterlibatan dalam kelompok sosial atau kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan anak rasa memiliki yang penting untuk kesejahteraan emosional mereka. Ini memungkinkan anak untuk belajar keterampilan sosial dan beradaptasi dengan lingkungan sosial yang lebih luas.
- Pemulihan yang Lebih Cepat dan Efektif :
Intervensi Medis seperti penggunaan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) pada anak-anak dengan gangguan kecemasan atau depresi yang lebih parah dapat membantu mengurangi gejala-gejala tersebut, seperti yang dijelaskan oleh Walkup et al. (2021). Dengan pengawasan medis yang tepat, anak-anak dapat mengalami perbaikan dalam mood dan perilaku mereka, yang memudahkan mereka untuk berfungsi lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
- Pencegahan Gangguan Mental yang Lebih Parah :
Program Intervensi Dini seperti MindUP dapat mengajarkan anak cara-cara untuk mengelola stres dan emosi mereka dengan cara yang sehat, yang membantu mencegah gangguan mental menjadi lebih parah di kemudian hari. Greenberg et al. (2022) menunjukkan bahwa program berbasis sekolah ini dapat meningkatkan regulasi emosi dan empati pada anak, yang bermanfaat dalam kehidupan sosial dan akademik mereka.
- Peningkatan Kesejahteraan Jangka Panjang :Â
Secara keseluruhan, pendekatan holistik yang mencakup psikoterapi, edukasi orang tua, dukungan sosial, dan intervensi medis dapat menghasilkan perubahan signifikan dalam kesejahteraan mental anak. Anak-anak yang mendapatkan dukungan ini cenderung menunjukkan peningkatan dalam kemampuan untuk mengatasi stres, perkembangan emosional yang lebih sehat, serta kemampuan untuk membangun hubungan sosial yang positif.
Â
KESIMPULAN
Perbedaan perilaku anak di rumah dan di sekolah mencerminkan adanya trauma masa kecil, pola asuh yang otoriter, dan dinamika keluarga yang tidak sehat yang memengaruhi proses belajar dan pembelajaran pada anak, seperti yang dialami oleh Fifi. Kasus Fifi mencerminkan dampak psikologis yang bertahan lama akibat tekanan dan perlakuan negatif dari orang tua, yang membuatnya merasa lebih nyaman berada di luar rumah daripada di lingkungan keluarganya. Â Solusi untuk mengatasi gangguan mental akibat trauma masa kecil:
- Terapi Psikologis: Pendekatan seperti CBT, TF-CBT, dan ABFT sangat efektif untuk membantu anak memproses trauma dan memperbaiki hubungan dengan orang tua.
- Pendidikan Kesehatan Mental: Orang tua perlu diedukasi tentang pentingnya pola asuh yang mendukung dan responsif terhadap kebutuhan anak.
- Pendekatan Sosial: Lingkungan sosial yang positif, seperti dukungan dari teman, guru, dan kegiatan organisasi, dapat membantu anak mengembangkan rasa percaya diri dan keterampilan emosional.
- Intervensi Medis: Dalam kasus tertentu, obat-obatan seperti SSRIs dapat digunakan untuk mengelola gejala gangguan mental dengan pengawasan medis.
- Pencegahan Jangka Panjang: Â Program intervensi dini dan latihan mindfulness dapat mencegah perkembangan gangguan mental lebih lanjut.
Rekomendasi:
- Orang tua harus introspektif dan memperbaiki pola asuh.
- Anak perlu diberi ruang untuk belajar dan berkembang di lingkungan yang mendukung.
- Terapi keluarga dapat membantu memperbaiki dinamika keluarga.
- Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental anak.
Dengan pendekatan yang holistik, yaitu melalui terapi psikologis, pendidikan kesehatan mental, dukungan sosial, intervensi medis, dan program pencegahan, dapat mengurangi  jangka trauma pada anak dan mencapai potensi terbaiknya. Orang tua, guru, dan masyarakat memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman, suportif, dan penuh kasih. Dengan introspeksi diri, perubahan pola asuh, serta kolaborasi dalam terapi keluarga, hubungan antaranggota keluarga dapat diperbaiki. Selain itu, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental anak menjadi tanggung jawab bersama agar generasi mendatang dapat tumbuh menjadi individu yang sehat secara fisik dan emosional. Upaya ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih baik.