Lanjut menelurusi Jalan Dago, ada perempatan lamput merah dan saya lurus lagi menuju Jalan Merdeka. Di Jalan Merdeka terkenal akan mall Bandung Indah Plaza, Gramedia, Balai Kota Bandung dan Taman Vanda.Â
Saya meletakkan sepeda di shelter Taman Vanda kemudian jalan menuju Taman Balai Kota Bandung. Wah, kalau di Taman Balai Kota sih banyak banget tempat wisata yang indah. Mulai dari patung monumen Dewi Sartika, playground, tempat nge-gym, Sungai Cikapayang, Gembok Cinta, Labirin dan Taman Sejarah. Â
Sehabis dari Museum Mandala Wangsit SIliwangi, belok kanan ke Jalan Markoni kemudian belok kiri ke Jalan Naripan. Terdapat perempatan Jalan Bbraga dan lurus sehingga sampai ke Museum Konferensi Asia Afrika.Â
Shelter sepeda pun tersedia didepan Savoy Homann. Museum Konferensi Asia Afrika ini merupakan tempat yang penting bagi sejarah politik bandung dan Indonesia. Dengan biaya masuk gratis, kita dapat menikmati foto-foto sejarah dan bukti-bukti konferensi ini. Kemudian di samping museum biasanya ada pameran bazaar makanan dan juga dapat foto dengan cosplayer!
Kalau ke Museum Asia Afrika, Alun-Alun Kota Bandung yang hanya berjarak 200 m dari Museum juga patut dikunjungi. Masjid Alun-Alun ini sekarang menjadi indah dengan lapangan luas rumput sintetis. Walaupun sekadar mengitari Alun-Alun Kota Bandung ini, terasa sekali nuansa sejarah bandung dengan bangunan yang tua dibalut dengan ciri khas Bandung.Â
Shelter pemberhentian terakhir yaitu Alun-Alun Utara Bandung, disana terdapat operator juga untuk top-up kartu juga. Saya menyimpan sepeda kemudian menempelkan kartu boseh sehingga terdapat tulisan transaksi selesai.Â
Perjalanan mengitari ikon kota bandung ini membutuhan waktu 3-4 jam bersepeda, namun tidak terlalu capai karena sudah terbalas oleh keindahan kota ini. Saya sarankan bersepeda pada pagi atau sore hari.Â