Namun harapan mereka tidak terpenuhi, mengingat Malaka tidak memproduksi hasil-hasil perdagangan (ekspor) apa pun, termasuk merica yang mereka cari-cari selama ini. Tetapi Malaka semata-mata emporium yang berfungsi sebagai pelabuhan transit bagi para pedagang di wilayah Asia.Â
Setelah menguasai Malaka, orang-orang Portugis melanjutkan perjalanannya ke Maluku, tepatnya ke Banda yang merupakan tempat pengumpulan rempah-rempah di Maluku. Setelah itu, selat Malaka pun jatuh ke tangan Portugis yang akhirnya memonopoli semua perdagangan dan pelayaran di kawasan itu.Â
Pada dasarnya masuknya pengaruh kekusaan kolinialis Portugis ke kawasan Malaka pada masa itu lebih didasari pada lemahnya pengawasan dan kekuasaan kerajaan di Malaka yang didominasi kerajaan-kerajaan kecil.
Pada akhirnya selat Malaka jatuh ketangan Portugis pada tahun 1511 setelah penguasa Malaka tidak mampu menahan serangan Portugis yang dipimpin oleh Affonso d'Albuquerque. Sejak saat itu maka kekuasaan Nusantara atas Malaka berakhir terganti oleh kekuasaan kolonialisme. Selat Malaka seolah menjadi gadis rebutan para penguasa yang silih berganti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H