Mohon tunggu...
Nurlita Wijayanti
Nurlita Wijayanti Mohon Tunggu... Penulis - Menurlita

Lulusan Psikologi yang antusias pada isu kesehatan mental. Wordpress: https://sudutruangruang.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengenal Perbedaan Individu, Jadi Bekal Belajar Sepanjang Hayat

2 Februari 2020   21:18 Diperbarui: 2 Februari 2020   21:38 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ricardo Gomez Angel on Unsplash

 Tiap orang unik, setiap orang memiliki perbedaan individual atau individual differences. Kurang lebih, ini lah salah satu poin yang penting untuk memahami manusia. Poin ini perlu dipegang, karena tanpa sadar dan mungkin seringkali, kita menolak untuk mengetahui perbedaan yang kita dan orang lain miliki. Sebuah pemahaman yang layak untuk terus diasah dan dikembangkan, karena hal ini dapat menjadi poros keterampilan sosial kita di tengah masyarakat yang heterogen. 

Bagaimana menurutmu?

Tapi yang disayangkan, terkadang kita bingung, apa yang dimaksud dengan konsep individual differences ini.

"Apakah hanya warna kulit? Bentuk mata?"

Yah. Aku juga bingung untuk menjelaskannya. Perihal memahami manusia tak bisa dengan satu artikel atau meringkasnya jadi satu bab saja. Kenapa? Karena manusia begitu kompleks. Memahami dan menerapkan materi kuliahnya di kehidupan nyata saja bisa berlangsung seumur hidup.

---

Kalau kamu menangkap kata "perbedaan" sebagai eksistensial fisik seperti mata sipit dan mata belok, itu benar, tapi kurang tepat.

Perbedaan tak hanya yang dapat dideteksi oleh kelima panca indera, tetapi hal yang sifatnya tak terlihat, hanya dapat dirasakan oleh batin ke batin, atau berdasarkan hasil observasi yang bertahun-tahun hingga diperoleh pola keperilakuan.

Pola keperilakuan ini adalah tingkah laku yang menjadi pola dan cenderung berulang.

Misal, orang yang sering mengusap hidung saat gugup, kemungkinan ia akan mengulang usapan hidungnya saat sedang gugup menunggu interviu kerja. Dari sini, kita tau sedikit tentang "membaca bahasa tubuh" yang tak seperti teks di atas kertas, tapi lebih dari itu, kita perlu "memahami." Otomatis, tak sesederhana menerjemahkan mengusap hidung selalu identik dengan gugup, kan?

Individual differences  yang akan menjadi latar belakang interpretasi bahasa personal tiap manusia itu. Individual differences bisa berasal dari latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal, kepribadian yang terbentuk, kecenderungan bersosialisasi, dan sebagainya.

Menarik? Tentu saja! :)

Photo by Sasha Freemind on Unsplash 
Photo by Sasha Freemind on Unsplash 
Dengan mengetahui individual differences, kita jadi makin memahami, bahwa tidak ada kesempatan bagi seorang pun yang yang dapat menentukan label negatif, pernyataan yang judgmental, apalagi berhak mengkomparasikan diri kita dengan sosok yang (dianggap) lebih sempurna.

Kita ditakdirkan untuk memiliki banyak perbedaan yang tujuannya agar kita saling mengenal dan memahami. Dan pepatah "belajar sepanjang hayat" tak melulu soal pendidikan formal, tetapi belajar memahami manusia yang notabenenya akan terus kita temui sampai akhir hayat nanti.

Semangat memahami hidup! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun