Mohon tunggu...
Khairina Amalia
Khairina Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa universitas negeri malang s1 pendidikan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Menumbai, Menyelipkan Kearifan Lokal sebagai Langkah Menjaga Kelestarian Hutan

7 Maret 2023   21:53 Diperbarui: 7 Maret 2023   22:18 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mbat mai di ate tanggo

Kalau iya sialang ini

Lingkaran tedung dan nago

Tetaplah juo di banie kayu

Maksud dari kalimat diatas ialah, jika sialang dilingkari ular tedung (ular besar) dan naga sekali pun, hendaklah mereka tetap di tempatnya, di banir kayu, selama pohon dipanjat.

Setelah para juru panjat naik, nyanyian dan mantra akan kembali dilatunkan oleh juagan tuo, pada tahap ini sering disebut dengan  "Menuokan sialang".  Mantra dalam ritual ini berfungsi untuk menjinakan lebah dan meminta perlindungan kepada tuhan dari bahaya. 

Masyarakat petalangan mempercayai bahwa lebah harus diperlakukan dengan baik, mereka menganggap bahwa lebah merupakan makhluk yang perlu dihormati  ketika dipanggil layaknya manusia, yakni panggilan Cik Dayang atau si Itam Mani, yang dimana cik dayang digunakan ketika menyapa seluruh lebah yang terdapat di pohon sialang, dan panggilan si Itam Mani untuk lebah lebah yang ditemukan oleh juagan di sarang lebah pohon sialang. Semua prosesi pada tradisi pasti terdapat mantra-mantra khusus yang akan dilantunkan, mulai dari berangkat bersama kearah pohon sialang hingga ritual selesai.

Para anggota juagan mudo akan ikut membantu juagan tuo menyapu lebah di atas pohon dan masyarakat petalangan lain nya yang berada di bawah pohon membantu mengumpulkan timbo berisi madu yang diturunkan dengan tali.

Tradisi menumbai ini juga menjadi salah satu sumber bagi orang-orang petalangan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sebagai pemanen madu. Hal itu juga yang menjadi alasan tradisi ini terus dijalankan dan diwariskan secara turun temurun kepada masyarakat petalangan, yang dimana tradisi ini menjadi sebuah kearifan ditengah mereka.

Hal ini dapat dibuktikan dari banyak nya manfaat yang ada dibalik seluruh rancangan tradisi menumbai, diantaranya dalam pemanfaatan sumber ekonomis, mereka memperlakukan alam dengan mempertimbangkan keseimbangan dan keteraturan. 

Mereka memanfaatkan sumber-sumber yang disediakan alam tanpa merusaknya. Mereka mengambil madu tanpa menebang pohon bahkan merusak dahan tempat lebah bersarang. Cara mereka menyingkirkan lebah dengan obor sekaligus menjadi pelindung diri mereka tanpa membunuh lebah lebah di sarang nya. Tradisi menumbai petalangan menjadi sebuah konsep pemanfaatan sumber daya alam yang berbeda dengan konsep eksplorasi yang dilakukan oleh korporasi, pemerintah, bahkan para petani sawit di zaman ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun