Mbat mai di ate tanggo
Kalau iya sialang ini
Lingkaran tedung dan nago
Tetaplah juo di banie kayu
Maksud dari kalimat diatas ialah, jika sialang dilingkari ular tedung (ular besar) dan naga sekali pun, hendaklah mereka tetap di tempatnya, di banir kayu, selama pohon dipanjat.
Setelah para juru panjat naik, nyanyian dan mantra akan kembali dilatunkan oleh juagan tuo, pada tahap ini sering disebut dengan  "Menuokan sialang".  Mantra dalam ritual ini berfungsi untuk menjinakan lebah dan meminta perlindungan kepada tuhan dari bahaya.Â
Masyarakat petalangan mempercayai bahwa lebah harus diperlakukan dengan baik, mereka menganggap bahwa lebah merupakan makhluk yang perlu dihormati  ketika dipanggil layaknya manusia, yakni panggilan Cik Dayang atau si Itam Mani, yang dimana cik dayang digunakan ketika menyapa seluruh lebah yang terdapat di pohon sialang, dan panggilan si Itam Mani untuk lebah lebah yang ditemukan oleh juagan di sarang lebah pohon sialang. Semua prosesi pada tradisi pasti terdapat mantra-mantra khusus yang akan dilantunkan, mulai dari berangkat bersama kearah pohon sialang hingga ritual selesai.
Para anggota juagan mudo akan ikut membantu juagan tuo menyapu lebah di atas pohon dan masyarakat petalangan lain nya yang berada di bawah pohon membantu mengumpulkan timbo berisi madu yang diturunkan dengan tali.
Tradisi menumbai ini juga menjadi salah satu sumber bagi orang-orang petalangan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sebagai pemanen madu. Hal itu juga yang menjadi alasan tradisi ini terus dijalankan dan diwariskan secara turun temurun kepada masyarakat petalangan, yang dimana tradisi ini menjadi sebuah kearifan ditengah mereka.
Hal ini dapat dibuktikan dari banyak nya manfaat yang ada dibalik seluruh rancangan tradisi menumbai, diantaranya dalam pemanfaatan sumber ekonomis, mereka memperlakukan alam dengan mempertimbangkan keseimbangan dan keteraturan.Â
Mereka memanfaatkan sumber-sumber yang disediakan alam tanpa merusaknya. Mereka mengambil madu tanpa menebang pohon bahkan merusak dahan tempat lebah bersarang. Cara mereka menyingkirkan lebah dengan obor sekaligus menjadi pelindung diri mereka tanpa membunuh lebah lebah di sarang nya. Tradisi menumbai petalangan menjadi sebuah konsep pemanfaatan sumber daya alam yang berbeda dengan konsep eksplorasi yang dilakukan oleh korporasi, pemerintah, bahkan para petani sawit di zaman ini.