Mohon tunggu...
Fransiskus Batlayeri
Fransiskus Batlayeri Mohon Tunggu... Lainnya - Batlayeri.jr

Seorang perantau yang lahir dan besar di mabilabol, komplek kecil di Tengah kota Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konsep Merdeka Belajar bagi Anak Papua di Tengah Situasi Konflik dan Pandemi Covid-19

8 Januari 2022   07:25 Diperbarui: 8 Januari 2022   20:34 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam situasi konflik yang demikian bagaimana proses ‘merdeka belajar’ dapat diterapkan? Tulisan ini mencoba menelaah konsep ‘merdeka belajar’ bagi mereka yang terkena dampak konflik dan situasi pandemik covid-19.

Situasi Pandemi Covid-19

Merebaknya pandemi covid-19 di tanah air menerjang berbagai sektor publik yang ikut terkena dampak yang signifikan. Salah satu sektor yang terkena dampak paling serius adalah sektor pendidikan. 

Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan akhirnya menerapkan kebijakan belajar dari rumah atau learning from home (Chabibie, 2020). 

Demi mengurangi persebaran covid-19 pemerintah membuat kebijakan jaga jarak dan menghindari sentuhan langsung antara guru dan murid. Para murid dan para guru diberikan kemudahan untuk berinteraksi melalui teknologi. 

Pendidikan berbasis E-learning ini menjadi strategi baru dalam proses belajar mengajar. Para pendidik dan peserta didik diajak untuk bergerak cepat menyesuaikan diri dengan tantangan zaman dan teknologi yang ada. Dengan konsep yang demikian ‘merdeka belajar’ juga diharapakan dapat tercapai sesuai dengan target pemerintah.

Situasi pandemi covid-19 ini juga ternyata memperparah persoalan dunia pendidikan bagi anak-anak Papua terlebih khusus mereka yang berada di daerah pedalaman. 

Banyak guru yang tidak masuk dan menjadikan covid-19 sebagai alasan untuk tidak melaksanakan KBM (kegiatan Belajar Mengajar) di sekolah-sekolah. 

Mirisnya lagi dunia teknologi tidak bisa tersentuh oleh mereka yang ada di daerah pedalaman. Sehingga para murid ke sekolah hanya untuk bermain bola lalu kembali lagi ke rumah mereka masing-masing. 

Dalam konteks yang demikian hak anak Papua untuk mengenyam pendidikan tidak terpenuhi baik secara materi maupun pengetahuan (Jubi.id 4/05/2021). 

Akhirnya pendidikan di Papua kian terpuruk saat pandemi. Banyak sekolah ditutup karena Covid-19, anak-anak Papua tidak bisa belajar. Meskipun sudah dihimbau oleh dinas terkait agar para tenaga pendidik bertahan di pedalaman namun mirisnya hak-hak mereka jarang dipenuhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun