Mohon tunggu...
Andayo Ahdar Notes
Andayo Ahdar Notes Mohon Tunggu... Freelancer - menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

membaca dan menulis, semuanya penting. tuk menatap peradaban

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Moralitas, Spiritual pada Sains

22 Juni 2022   10:44 Diperbarui: 22 Juni 2022   11:12 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ilmuwan | Sumber: thoughtco.com

Disuatu ketika sewaktu kami masih berstatus mahasiswa Arkeologi. Sebahagian dari kami sudah ada yang terlihat kecenderungan saintis pada dirinya. Dan mereka pun mulai terasuki dalam pola hidup 'ilmiah' tersebut. 

Sibuk dengan buku-buku teori, terlibat dalam penelitian ilmiah dari sang dosen. Hingga suatu ketika saat refresh dan waktu untuk menunaikan shalat. Kami pun mengajaknya. Tapi beliau berkata. " maaf saya sudah tidak lagi melakukan ritual primitif itu". Kami tercengang, apa maksud dari perkataanya itu. Apakah bercanda atau serius. Entahlah.

Ternyata larut dalam sains harus menyiapkan mental, hati dan pikiran yang jernih. Agar tidak terpedaya oleh sains yang kita geluti. Sains tidak pernah berbohong dalam prosesnya. 

Namun para pengguna dan aktifisnyalah yang perlu untuk cermat dan bijak,  salah satu contoh saintis yang banyak memiliki pengikut dan pengaruh yaitu Stephen Hawking.fisikawan yang tak percaya akan adanya Tuhan (atheis). Dalam larutnya dengan fisika, Stephen Hawking lebih meyakini idea-ideanya daripada keberadaan Tuhan sebagai pencipta semesta. 

Kontroversi pun mewarnai kancah sains. Dan banyak pula yang sainstiis yang mantap dengan berkeyakinan sesuai dengan apa yang diyakininya (agama). 

Moralitas dan spritualitas adalah dua hal yang saling memenuhi. Sains pun harus memiliki aspek tersebut. Sains menawarkan mentalitas yang berpegang teguh pada unsur-unsur ilmiah. Obyektif, Sistematis dan bisa diterima oleh semua orang. Jika seandainya setiap manusia memahami sains sebagai bentuk keberkahan ilmu dan memberi manfaat maka akan bertambahlah keimanan mereka. Dan sains bisa menjadi wasilahnya.

"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (H.R. Bukhari).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun