Dzulhijjah. Bulan haji seperti yang sering orang  Indonesia sebutkan.Â
Hari ini sudah masuk 20 Â Dzulqa'dah 1443 H. beberapa hari lagi masuk bulanBulan mulia, bulan dimana sepersekian dari penduduk Muslim menunaikan ibadah Haji. Namun bagi yang tidak menunaikan ibadah haji pun bisa mengambil manfaat, kemulian dan keberkahan di bulan tersebut.Â
Di bulan ketika tepat dibilangan 10 harinya atau lebih tepat 10 Dzulhijjah. Idul Adha atau idul Qurban. Ummat Islam seluruh dunia mengadakan Qurban. Ingat qurban, ingat dengan hewan yang akan di qurbankan seperti Domba, kambing, Unta dan Sapi.Â
Di Indonesia, hewan qurban selalu menjadi prioritas ibadah dan sangat memberikan peluang pahala lebih. Hewan yang diqurbankan yang paling banyak dan mendominasi adalah sapi. Â Dimana -mana sapi ditawarkan dan mereka pun hadir dibeberapa tempat terbuka didaerah lapang.
'Show room' sapi, memperlihatkan tipikal sapi dengan berbagai bobotnya yang siap diambil sesuai standar dan keuangan dari pembeli Sapi qurban. Diantara sapi-sapi tersebut.terdapatlah sapi yang lain daripada yang lain. Yakni sapi yang terlihat meneteskan air mata disela-sela kelopak matanya.
Hal yang membutuhkan interpretasi yang dalam untuk mencari tahu perihal sapi tersebut, mengapa meneteskan airmata?. Untuk lebih jelasnya tanyalah kepada sapi. Tapi mungkinkah?.
Sapi menangis. Tentunya para ahli dbidang peternakan bisa menjelaskan aspek ilmiah akan sapi yang menangis itu. Biarlah kita melihatnya dari sudut pandang yang lain. Dan berimajinasi,seolah-olah menyelami isi hati sang sapi tersebut. Menangisnya mengundang banyak tanya dan sangkaan terhadapnya.Â
Seperti : Menangis karena sebentar lagi akan disembelih, menangis karena akan berpisah dari kawanannya, ataukah perihal manusia yang tidak memperlakuannya dengan baik. Â Namun ternyata hewanpun harus di perlakukan dengan adab yang benar, terutama hewan qurban.Â
Tidak menyakitinya, dan tidak membebaninya dengan pekerjaan yang melebih kapasitasnya. Serta saat disembelihpun, hewan qurban tidak boleh diperlihatkan pisau atau alat pemotong di depan matanya apalagi mengasah atau mempertajamnya. Untuk literatur fikih hewan qurban begitu banyak tentangnya. Silahkan browsing atau mencari literaturnya.Â
"Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengamati seorang lelaki yang meletakkan kakinya di atas pipi (sisi) kambing dalam keadaan ia mengasah pisaunya sedangkan kambing tersebut memandang kepadanya, maka beliau mengatakan: "Tidaklah diterima hal ini. Apakah engkau ingin benar-benar mematikannya. (dalam riwayat lain : Apakah engkau ingin mematikannya dengan beberapa kematian)". (almanhaj.or.id).
Menangisnya sapi mengisyaratkan kepada kita untuk lebih bijak dan berkasih sayang kepada hewan tersebut. Dan bisa jadi menangisnya sapi itu lantaran rasa haru menyelimuti sapi karena terpilih dari sekian banyak sapi untuk diqurbankan. Atau menangis karena betapa banyak ummat Islam yang mampu berqurban namun enggan untuk melakukannya.Â
Padahal untuk membeli mobil dan barang mewah lainnya mereka mampu meski dengan menyicilnya. Sifat hedonis manusia membelanjakan hartanya pada sesuatu yang sifatnya sia-sia bisa dengan mudahnya keluar dari dompet mereka.Â
Padahal bisa disiasati dengan melakukan inovasi cerdas seperti melakukan tabungan qurban yang bisa dicicilkan setiap bulannya sampai selesai. Ayolah jangan pelit untuk ibadah yang mulia ini.Â
Cukup 7 orang dalam satu kelompok. Anda sudah bisa berqurban dan mewakili satu keluarga. Dengan daging qurban yang dibagikan tersebut banyak yang terbebas dari kelaparan terutama mereka yang fakir miskin.
Silahkan berinterpretasi akan menangisnya sapi. Sepanjang kita bisa memaknainya dengan baik. Karena mereka juga adalah Makhluk ciptaan Allah Subhanahu Wa taala. Tentang hewan berkeluh kesah.Â
Seekor Unta pernah berkeluh kesah kepada Rasulullah. Sang Unta datang sambil meneteskan air mata dan Rasulullah pun mengelus pundak unta tersebut.Â
Lalu Rasulullah memberitahukan kepada pemiliki Unta tersebut untuk tidak menyakit dan meyiksanya. Ini bukanlah kisah Fable atau dongeng belaka. Sekali lagi silahkan cari literaturnya. Tentang keshahihan kisahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H