Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Beras Operasi Pasar Yang Berisi Pasir

25 November 2024   15:34 Diperbarui: 3 Desember 2024   05:33 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tirto.id/bulog-gencar-operasi-pasar-beras-efektif-atasi-kenaikan-harga-gPJA

Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Sesampainya di rumah, ketika ia membuka karung beras yang dibeli, ia dikejutkan oleh sesuatu yang tidak diduga-duga.

Beras itu tidak seperti beras yang biasa ia beli. Warnanya kusam, ada banyak butiran pasir halus yang bercampur di dalamnya, bahkan ia menemukan beberapa potongan kecil batu.

Dodol terdiam. Ia mencoba mengambil segenggam beras itu, memeriksanya lebih dekat, dan semakin yakin bahwa ini bukan beras yang layak untuk dimakan.

"Ma, lihat ini," kata Dodol memanggil istrinya, Rina.

Dengan ragu, Rina mendekati Dodol dan melihat beras itu. Ia mengerutkan dahi, lalu mengambil beberapa butir untuk memastikannya. Benar saja, pasir yang bercampur dengan beras membuat mereka saling berpandangan dalam kebingungan.

"Beras ini berpasir? Kok bisa begitu?" Rina bertanya dengan nada penuh keheranan.

Dodol menggeleng pelan. Ia tidak tahu harus berkata apa. Apakah semua beras yang dijual di operasi pasar itu sama kualitasnya, atau hanya kebetulan ia yang mendapat bagian seperti ini?

Namun, ia tidak punya waktu untuk terlalu banyak berpikir. Anak-anak mereka sudah lapar, dan mereka tidak punya pilihan lain selain mencoba membersihkan beras itu semampu mungkin sebelum memasaknya.

Malam itu, Rina dengan sabar mencuci beras tersebut. Ia membuang pasir-pasir kecil yang menempel dan mencoba memisahkan butiran beras dari batu-batu kecil yang bercampur.

Meski sudah beberapa kali dicuci, tetap saja ada rasa khawatir apakah beras itu aman untuk dimakan. Tapi mereka tidak punya pilihan lain. Ketika nasi akhirnya matang, aroma yang tercium tidak seperti nasi biasanya. Namun, Dodol dan keluarganya tetap makan dengan rasa syukur, meskipun mereka tahu nasi itu jauh dari sempurna.

Hari berikutnya, Dodol memutuskan untuk kembali ke pasar, bukan untuk membeli lagi, melainkan untuk mencari tahu apakah warga lain mengalami hal yang sama. Ia menemui beberapa tetangganya yang juga membeli beras dari operasi pasar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun