Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingkah Saya? Sebuah Wacana tentang Perasaan yang Terabaikan

1 November 2024   16:17 Diperbarui: 1 November 2024   16:32 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Sudut Pandang Si Pengirim yang Tak Merasa Bersalah

Aku yang menerima pesan itu tidak selalu memikirkan dampak ketidaksediaanku untuk membalas. Kadang, hal-hal sederhana seperti membaca pesan bisa menjadi beban. Mungkin aku tampak tak peduli, tetapi kenyataannya adalah aku memerlukan ruang.

Hidup modern ini begitu terhubung, begitu melelahkan. Ada tekanan untuk merespons segera, untuk selalu tersedia, untuk menyusun kata-kata yang tepat di setiap percakapan.

Pesan itu muncul, benar, dan aku melihatnya. Jujur saja, bukan karena aku tidak peduli, tapi karena aku merasa tidak memiliki energi untuk terlibat. Mungkin hari itu terlalu berat, mungkin aku merasa kosong dan tak ingin berbicara.

Bukannya aku tak memikirkan dia, orang yang mengirim pesan itu. Justru, aku takut akan menambah rasa sakit jika aku membalas dengan kalimat yang tidak tulus.

Ironis, mungkin. Tapi di dunia yang terus berputar ini, kadang orang-orang tidak menyadari beban yang kita bawa. Mungkin yang kuperlukan hanyalah waktu, hingga akhirnya aku bisa merespons tanpa ada rasa terpaksa.

5. Sudut Pandang Netral: Refleksi Sosial

Kita hidup di zaman yang membuat komunikasi seolah-olah tak terbatas. Setiap pesan, setiap notifikasi, bisa menjadi perpanjangan dari perhatian atau tanda penghormatan.

Namun, keterbukaan ini juga membuat kita terperangkap dalam jaringan keharusan yang tak terlihat. Tak membalas pesan seseorang bisa berarti begitu banyak hal: kelalaian, kesibukan, ketidakpedulian, atau bahkan sesuatu yang lebih dalam seperti krisis pribadi.

Ponsel kita adalah alat komunikasi, tetapi juga gerbang ke dunia yang melelahkan. Saat seseorang memilih untuk tidak membuka pesan, kita sebagai pengirim sering kali melupakan bahwa manusia di seberang sana memiliki kehidupan yang mungkin sedang porak-poranda.

Ketakutan dan kecemasan kita diakibatkan oleh harapan, dan teknologi, yang membuat jarak terasa lebih dekat, juga memperburuk penantian. Memang, di zaman sekarang, sulit membayangkan bahwa seseorang tidak menyadari kehadiran pesan yang masuk ke ponsel mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun