Klitsco menarik nafas panjang lagi, dia tahu istrinya salah satu follower dari artis tersebut, tetapi bagi Klitsco, artis Tuk Tak itu tidak bisa berbuat apa-apa. Meskipun followernya banyak, tetapi apa yang bisa dibuatnya?
"Mana mungkin, presiden terpilih belum dilantik. Jadi Kabinetnya belum diumumkan secara resmi," bantah Klitsco dengan nada yang berusaha tenang.
"Lihat saja bocorannya di internet! Aku sudah mencarinya di Google," sergah istrinya lagi.
Klitsco hanya bisa menghela napas panjang lagi. Dalam hatinya, ia tahu bahwa jika sudah berbantah seperti ini, istrinya akan terus melontarkan argumen-argumen panjang yang tidak akan berujung.
Sebagai seorang yang tidak terlalu suka berdebat, ia lebih sering memilih diam dan menunggu badai mereda.
"Ya sudah, terserah kamu saja deh," gumam Klitsco akhirnya, sambil bangkit dari kursi.
Untuk menghindari perdebatan lebih lanjut, Klitsco segera mempersiapkan diri untuk pergi ke pasar sayur. Sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi, ia akan berjalan kaki ke pasar untuk membeli keperluan dapur.
Di usia lanjutnya ini, dia perlu setiap hari berjalan, biar kakinya tidak lumpuh. Apa lagi jalan kaki merupakan olah raga ringan tetapi manfaatnya banyak.
"Hey, jangan pakai baju seperti itu!" tiba-tiba istrinya berteriak dari dapur, melihat Klitsco mengenakan baju usangnya. "Nanti orang-orang menganggapmu terlalu miskin!"
Klitsco menoleh dan hanya tersenyum tipis. Ia tahu istrinya tidak pernah puas dengan pilihannya dalam berpakaian, selalu merasa bahwa penampilan mereka mencerminkan status sosial di mata orang lain.
"Ya sudah, kamu atur saja bajunya," ujar Klitsco patuh.