"Kamu tidak tahu, siapa adikku," ujar istrinya. "Aku sudah bersamanya dari kecil, jadi tahu sifatnya."
"Ah, masa iya dia sampai marah?" kilah Klitsco, berusaha tetap ingin membenarkan niatnya.
"Hmm, kamu yang nggak tahu. Dia itu suka ngomongin orang di belakang. Udah, jangan diteruskan," kata istrinya lagi, kali ini nadanya lebih tegas.
Klitsco menarik nafas panjang dan diam sejenak, memikirkan ucapannya. Mungkin istrinya benar juga, pikirnya. Ia pun menutup ponsel tanpa membalas pesan tersebut.
Setelah berbicara sebentar lagi dengan istrinya, Klitsco kembali membaringkan tubuhnya, mencoba melanjutkan tidur.
Keesokan paginya, suasana yang semula tenang mulai memanas. Seperti biasa, mereka kembali terlibat dalam perdebatan kecil, kali ini soal kabinet yang akan disusun oleh presiden terpilih.
"Aku yakin menteri ini pasti duduk di kabinet," kata istrinya dengan penuh keyakinan sambil membaca artikel di ponselnya.
"Siapa?" tanya Klitsco.
"Si Kismis ..." ujar istrinya.
"Si Kismis? Yang artis Tuk Tak itu?" tanya Klitsco kurang yakin.
"Ya, siapa lagi. Dia kan followernya terbanyak di Konoha," ujar istrinya bangga.