Infeksi tersebut mungkin tidak terdiagnosis atau hanya menunjukkan gejala ringan sebelum akhirnya memicu kematian mendadak.
Pencegahan dan Deteksi Dini
Pencegahan SDS memerlukan pendekatan yang komprehensif, terutama pada individu dengan faktor risiko tertentu. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko SDS antara lain:
Skrining Kesehatan Jantung: Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau yang mengalami gejala seperti nyeri dada, sesak napas, atau pingsan tanpa sebab, pemeriksaan jantung secara rutin sangat penting.
Elektrokardiogram (EKG), echocardiogram, atau tes stres jantung bisa mendeteksi masalah irama jantung atau kelainan struktural yang tidak terlihat.
Pengelolaan Stres: Stres kronis dapat memicu atau memperburuk gangguan jantung. Teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau konseling psikologis bisa membantu mengurangi risiko jantung terkait stres.
Modifikasi Gaya Hidup: Mengadopsi gaya hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan yang seimbang, dan menjaga berat badan yang ideal bisa mengurangi risiko penyakit jantung. Berhenti merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan menghindari penggunaan narkoba juga sangat penting.
Penggunaan Obat-obatan yang Tepat: Pada beberapa kasus, penggunaan obat anti-arrhythmic atau pemasangan alat pacu jantung (defibrilator implan) bisa diperlukan untuk mencegah terjadinya gangguan irama jantung yang mematikan.
Tindakan Pencegahan
Sudden Death Syndrome (SDS) adalah kondisi yang sangat kompleks dan sering kali tidak dapat diprediksi.
Pada kasus Marissa Haque, jika memang terkait dengan SDS, bisa jadi kombinasi antara faktor-faktor jantung yang tidak terdiagnosis, stres berat, dan potensi genetik berkontribusi terhadap kematian mendadaknya.