Signifikansi Teologis
Bagi tradisi Katolik, kisah Nabi Nuh memiliki banyak signifikansi. Pertama, banjir besar dilihat sebagai tindakan pembaruan bumi. Melalui air, dunia yang rusak karena dosa dihancurkan, tetapi juga dibersihkan untuk memulai kehidupan yang baru.
Dalam pandangan ini, Nuh adalah simbol keselamatan dan pelindung kehidupan, karena melalui ketaatannya, dia membawa kelangsungan hidup bagi umat manusia dan semua makhluk hidup.
Kedua, kisah Nuh juga memuat makna tentang pentingnya perjanjian antara Allah dan manusia. Allah berjanji kepada Nuh, dan melalui Nuh kepada seluruh umat manusia, bahwa Ia tidak akan lagi menghancurkan bumi dengan banjir. Pelangi menjadi tanda visual dari perjanjian ini, dan kisah ini mengajarkan bahwa Allah setia pada janji-Nya.
Kisah Nuh juga menggambarkan kebenaran Allah dalam menegakkan keadilan, tetapi juga menunjukkan kemurahan hati-Nya dalam memberikan kesempatan kedua kepada umat manusia.
Dalam teologi Katolik, banjir sering dilihat sebagai gambaran baptisan, di mana air tidak hanya menghancurkan yang lama tetapi juga menciptakan yang baru. Rasul Petrus dalam Perjanjian Baru mengaitkan kisah Nuh dengan simbol baptisan, yang menyelamatkan melalui air (1 Petrus 3:20-21).
Pandangan Ilmiah tentang Kisah Nuh
Banyak peneliti telah mencoba menemukan bukti historis dan geologis tentang adanya banjir besar yang mungkin menjadi dasar dari cerita Alkitab. Beberapa ahli berpendapat bahwa banjir dalam kisah Nuh mungkin berdasarkan peristiwa nyata, seperti banjir besar yang terjadi di wilayah Mesopotamia kuno, di mana sungai-sungai besar seperti Efrat dan Tigris sering meluap.
Selain itu, beberapa ilmuwan geologi menyarankan bahwa banjir besar mungkin terjadi sekitar 7.000 tahun yang lalu ketika permukaan Laut Hitam naik drastis, yang mungkin menjadi sumber cerita-cerita tentang banjir besar di wilayah Timur Tengah.
Namun, secara ilmiah, bukti adanya banjir global yang menutupi seluruh bumi seperti yang digambarkan dalam Kitab Kejadian masih sangat terbatas. Kebanyakan ahli menganggap bahwa cerita ini mungkin memiliki dasar dalam peristiwa banjir lokal yang sangat besar, yang kemudian diceritakan ulang dalam bentuk mitos atau legenda yang diwariskan turun-temurun.
Dalam literatur kuno, kisah banjir besar juga ditemukan dalam beberapa budaya lainnya, seperti dalam mitologi Babilonia, khususnya dalam Epos Gilgamesh, di mana tokoh Utnapishtim selamat dari banjir besar dengan membangun sebuah perahu.