d. Pelepasan Gas Rumah Kaca
Di bawah lapisan es di beberapa bagian Arktik, terdapat cadangan besar metana yang terperangkap dalam bentuk permafrost. Metana adalah gas rumah kaca yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan karbon dioksida dalam hal memerangkap panas di atmosfer.
Ketika permafrost mencair, metana ini akan dilepaskan ke atmosfer, yang dapat mempercepat pemanasan global lebih lanjut. Ini merupakan salah satu ancaman terbesar dari pencairan es kutub, karena bisa memperburuk krisis iklim secara signifikan.
2. Upaya untuk Menghindari Pencairan Es Kutub
Untuk mencegah dampak-dampak serius yang diuraikan di atas, diperlukan upaya bersama oleh semua negara di dunia untuk mengurangi pemanasan global. Berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan:
a. Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
Pengurangan emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida, merupakan langkah paling penting dalam upaya mencegah pencairan es di kutub. Gas rumah kaca berasal dari berbagai sumber, termasuk pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam.
Penggunaan energi fosil ini menyebabkan akumulasi karbon dioksida di atmosfer, yang berkontribusi pada pemanasan global.
Untuk mengatasi hal ini, negara-negara di dunia harus beralih ke sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan, seperti tenaga surya, angin, dan energi panas bumi.
Selain itu, kebijakan pengurangan emisi karbon, seperti pembatasan penggunaan bahan bakar fosil, pajak karbon, dan insentif bagi perusahaan yang mengurangi emisinya, perlu diimplementasikan secara luas.
Program seperti Perjanjian Paris merupakan langkah positif dalam hal ini, di mana negara-negara berkomitmen untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 2C dibandingkan dengan tingkat pra-industri.