b. Gangguan Ekosistem Laut dan Darat
Pencairan es kutub akan mempengaruhi ekosistem di sekitarnya. Banyak spesies yang bergantung pada es laut untuk bertahan hidup. Misalnya, beruang kutub di Arktik bergantung pada es laut untuk berburu anjing laut.
Ketika es mencair, habitat mereka menyusut, dan ini akan menyebabkan penurunan populasi beruang kutub. Selain itu, spesies lain seperti anjing laut, walrus, dan burung laut juga akan terpengaruh.
Di Antartika, penguin dan anjing laut bergantung pada lingkungan es untuk berkembang biak dan berburu. Dengan pencairan es, mereka akan kehilangan habitat kritis mereka.
Secara lebih luas, pencairan es juga dapat mengganggu rantai makanan laut. Es laut yang mencair akan mengubah pola arus laut, yang pada gilirannya mempengaruhi distribusi plankton.
Karena plankton merupakan dasar dari rantai makanan laut, perubahan ini dapat memengaruhi seluruh ekosistem laut, termasuk populasi ikan yang menjadi sumber pangan utama bagi jutaan orang di seluruh dunia.
c. Perubahan Cuaca Ekstrem
Pencairan es di kutub juga berkontribusi pada perubahan pola cuaca ekstrem. Es di kutub berfungsi sebagai pendingin alami bagi bumi, memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa.
Ketika es mencair, lebih sedikit cahaya matahari yang dipantulkan, dan lebih banyak panas yang diserap oleh lautan dan daratan. Ini menyebabkan pemanasan lebih lanjut, menciptakan lingkaran umpan balik positif yang mempercepat proses pemanasan global.
Selain itu, pencairan es di Arktik dapat mempengaruhi pola aliran udara jet stream, yang mengontrol cuaca di belahan bumi utara. Jet stream yang terganggu dapat menyebabkan cuaca ekstrem yang tidak terduga, seperti gelombang panas yang lebih sering, badai salju yang intens, dan musim dingin yang lebih lama di beberapa wilayah.
Perubahan ini juga berdampak pada pertanian, yang bergantung pada pola cuaca yang stabil untuk keberlangsungan produksi pangan.