Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kemampuan Berbahasa Inggris di Indonesia - Masalah Pengucapan dan Tantangan yang Dihadapi

9 September 2024   09:28 Diperbarui: 9 September 2024   09:54 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://akademisi.net/

Kemampuan berbahasa Inggris di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, baik dari kalangan pendidikan, pemerintahan, maupun masyarakat luas. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, bisnis, dan komunikasi antarnegara.

Namun, meskipun bahasa Inggris telah diajarkan di sekolah-sekolah sejak dini, kemampuan berbahasa Inggris masyarakat Indonesia, terutama dalam hal pengucapan, masih sering dianggap kurang memadai.

Salah satu masalah yang paling umum adalah kesalahan dalam pengucapan huruf dan kata tertentu, seperti mengucapkan huruf "V" seperti huruf "F," serta ketidak-cermatan dalam mengucapkan kata-kata yang berakhiran dengan "st," "nd," "k," "x," dan "lt."

Tulisan ini akan membahas lebih dalam mengenai tantangan-tantangan dalam pengucapan bahasa Inggris bagi penutur asli bahasa Indonesia, serta menyelidiki alasan-alasan mengapa masalah ini terjadi.

Selain itu, kita juga akan mengeksplorasi pentingnya memahami pengucapan yang benar dan bagaimana perbedaan ini berdampak pada persepsi dan komunikasi dengan penutur asli bahasa Inggris.

1. Pengucapan Huruf "V" sebagai "F": Masalah yang Umum Terjadi

Salah satu masalah pengucapan yang sering ditemui pada penutur bahasa Inggris di Indonesia adalah kecenderungan untuk mengucapkan huruf "V" sebagai "F".

Contoh yang umum terjadi adalah pada kata "very" yang sering diucapkan menjadi "fery". Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan perbedaan fonem antara huruf "V" dan "F".

Selain itu juga, kita sering kita mendengarkan jika mengucapkan 'invite' dengan 'infait,' padahal seharusnya 'invait'. Seven dengan 'sefen,' padahal seharusnya 'seven'.

Dalam bahasa Indonesia, fonem "V" tidak secara alami muncul sebagai bagian dari sistem bunyi yang dipelajari sejak kecil, sehingga penutur asli bahasa Indonesia sering kali menganggap keduanya serupa atau bahkan sama.

Fonem "V" dalam bahasa Inggris dihasilkan dengan posisi gigi atas menyentuh bibir bawah sambil mengeluarkan suara yang bergetar, sementara fonem "F" hanya membutuhkan posisi yang sama tanpa getaran.

Karena dalam bahasa Indonesia tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua bunyi ini, banyak penutur yang mengalami kesulitan dalam membedakan kedua suara tersebut ketika berbicara bahasa Inggris.

Hal ini diperburuk oleh kebiasaan yang terbentuk sejak dini di mana anak-anak Indonesia lebih sering mendengar bunyi "F" dari pada "V".

Pengucapan yang salah ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi. Sebagai contoh, kata "live" (hidup) dan "leaf" (daun) mungkin terdengar sangat mirip jika "V" diucapkan sebagai "F," meskipun keduanya memiliki makna yang sangat berbeda.

Hal ini bisa menyebabkan kebingungan, terutama dalam konteks percakapan yang cepat atau dalam situasi di mana kejelasan informasi sangat penting.

2. Tantangan dalam Pengucapan Akhiran Kata: "st," "nd," "k," "x," dan "lt"

Selain masalah pengucapan huruf "V", penutur bahasa Indonesia juga sering kesulitan dalam mengucapkan kata-kata bahasa Inggris yang memiliki akhiran tertentu, seperti "st," "nd," "k," "x," dan "lt."

Misalnya, kata "fast" sering kali diucapkan sebagai "fas" tanpa pelafalan "t" di akhir, atau "second" diucapkan sebagai "secon, tanpa ada bunyi d di akhir kata."

Hal ini terjadi karena perbedaan fonologis antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia, huruf konsonan di akhir kata cenderung tidak ditekan dan sering kali dilewati, berbeda dengan bahasa Inggris yang memberikan penekanan jelas pada setiap huruf, termasuk di akhir kata.

Kesulitan ini juga mencerminkan perbedaan dalam struktur fonotaktik bahasa, yaitu aturan tentang bagaimana bunyi-bunyi dapat digabungkan dalam sebuah bahasa. Bahasa Indonesia cenderung lebih sederhana dalam aturan fonotaktiknya, terutama dalam hal konsonan akhir.

Sebagai contoh, sangat jarang ada kata dalam bahasa Indonesia yang diakhiri dengan dua konsonan seperti "st" atau "lt". Sebaliknya, dalam bahasa Inggris, struktur kata dengan konsonan ganda di akhir cukup umum.

Kurangnya perhatian terhadap pengucapan konsonan akhir ini sering kali dianggap sepele, namun memiliki dampak besar terhadap pemahaman dan penerimaan oleh penutur asli bahasa Inggris.

Kata-kata seperti "text" dan "tax" mungkin terdengar sama ketika konsonan akhirnya tidak diucapkan dengan jelas, meskipun kedua kata tersebut memiliki arti yang sangat berbeda.

Selain itu, kesalahan pengucapan ini juga bisa memberikan kesan bahwa pembicara tidak benar-benar menguasai bahasa Inggris dengan baik, yang dapat berdampak pada kepercayaan diri serta citra profesionalnya.

3. Mengapa Pengucapan yang Tepat Penting?

Pengucapan yang tepat dalam bahasa Inggris bukan hanya soal estetika atau keindahan bunyi, tetapi juga tentang kejelasan komunikasi dan pengertian antar-penutur.

Pengucapan yang buruk atau salah tidak hanya bisa mengubah makna kata, tetapi juga dapat memengaruhi cara pesan itu diterima oleh pendengar. Penutur asli bahasa Inggris mungkin merasa bingung atau harus lebih berusaha untuk memahami apa yang dimaksud jika pengucapan lawan bicaranya tidak jelas.

Selain itu, dalam konteks globalisasi saat ini, kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam banyak bidang, seperti bisnis, akademik, dan diplomasi.

Pengucapan yang benar dapat memberikan kesan positif dan profesionalisme, sementara pengucapan yang buruk dapat menimbulkan stereotip negatif atau bahkan memperburuk hubungan bisnis.

Perlu juga dipahami bahwa perbedaan pengucapan ini bukanlah sesuatu yang sepele atau tanpa maksud. Setiap kata dalam bahasa Inggris ditulis dan diucapkan dengan cara tertentu untuk menghasilkan makna yang tepat dan untuk memudahkan pemahaman.

Sebagai contoh, kata-kata seperti "asked" memiliki penekanan pada "k" dan "d" untuk menunjukkan bentuk lampau (past tense) dalam struktur kalimat. Ketika konsonan akhir ini tidak diucapkan dengan benar, informasi penting seperti waktu atau konteks bisa hilang.

4. Alasan Mengapa Kesalahan Ini Sering Terjadi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan pengucapan ini sering terjadi di kalangan penutur bahasa Indonesia:

    Perbedaan Fonologi: Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris memiliki sistem fonologi yang berbeda. Fonologi bahasa Indonesia cenderung lebih sederhana dan tidak memiliki beberapa bunyi yang ada dalam bahasa Inggris, seperti bunyi "th" pada kata "think" atau "that", dan bunyi "v" pada kata "very".

Oleh karena itu, ketika penutur asli bahasa Indonesia mencoba untuk mengucapkan kata-kata bahasa Inggris, mereka cenderung mengganti bunyi yang tidak ada dalam bahasa Indonesia dengan bunyi yang paling mirip yang ada dalam bahasa ibu mereka.

    Kurangnya Latihan dan Paparan: Meskipun bahasa Inggris diajarkan di sekolah, paparan terhadap pengucapan yang benar sering kali sangat terbatas. Sebagian besar guru bahasa Inggris di Indonesia juga bukan penutur asli, sehingga mereka mungkin tidak menyadari atau tidak terlalu menekankan pentingnya pengucapan yang benar.

Selain itu, banyak orang Indonesia yang hanya menggunakan bahasa Inggris dalam konteks akademis atau formal, tanpa adanya praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pengucapan yang salah tidak segera dikoreksi.

Kurangnya Fokus pada Fonetik dalam Kurikulum Pendidikan: Sistem pendidikan di Indonesia sering kali lebih menekankan pada tata bahasa (grammar) dan kosa kata (vocabulary) daripada pada fonetik dan pengucapan (pronunciation).

Akibatnya, banyak siswa yang mungkin memiliki pengetahuan yang baik tentang struktur kalimat dan kata-kata dalam bahasa Inggris, tetapi tidak tahu bagaimana mengucapkannya dengan benar.

Pengaruh Bahasa Daerah: Indonesia adalah negara dengan beragam bahasa daerah, yang masing-masing memiliki sistem bunyi atau fonologi yang berbeda. Sering kali, pengaruh bahasa daerah ini mempengaruhi cara seseorang mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris.

Misalnya, hampir di semua daerah, bunyi "v" sama sekali tidak ada, sehingga ketika belajar bahasa Inggris, penutur dari daerah tersebut akan lebih sulit mengucapkan bunyi ini dengan benar. Kecuali di dalam bahasa Dayak Dohoi Uut Danum dan Apo Kayaan di pulau Kalimantan, memang sangat banyak kita jumpai cara atau bunyi pengucapan huruf "V".

5. Mengatasi Tantangan Pengucapan Bahasa Inggris

Untuk mengatasi tantangan dalam pengucapan ini, beberapa langkah dapat diambil baik oleh individu maupun oleh institusi pendidikan:

    Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan Fonetik: Pendidikan fonetik harus menjadi bagian penting dari kurikulum pembelajaran bahasa Inggris. Dengan mempelajari bagaimana bunyi-bunyi tertentu dihasilkan dan apa perbedaannya, siswa dapat lebih mudah memahami dan mengaplikasikan pengucapan yang benar.

    Memanfaatkan Teknologi untuk Latihan Pronunciation: Saat ini, terdapat banyak aplikasi dan perangkat lunak yang dirancang khusus untuk membantu meningkatkan pengucapan bahasa Inggris.

Aplikasi ini biasanya menggunakan teknologi pengenalan suara untuk memberikan umpan balik instan kepada pengguna tentang bagaimana cara mereka mengucapkan kata-kata tertentu.

    Mendorong Paparan Bahasa Inggris yang Lebih Intensif: Meningkatkan paparan terhadap bahasa Inggris melalui media, seperti film, musik, dan podcast, dapat membantu penutur asli bahasa Indonesia mendengar dan memahami bagaimana kata-kata diucapkan dengan benar oleh penutur asli. Ini juga bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengucapan yang tepat.

    Latihan dengan Penutur Asli atau Pelatih Bahasa yang Kompeten: Berlatih dengan penutur asli atau pelatih bahasa yang kompeten dapat memberikan umpan balik yang lebih spesifik dan membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Mereka dapat memberikan latihan khusus untuk mengatasi kesulitan pengucapan tertentu, seperti membedakan bunyi "v" dan "f".

Menggunakan Teknik Pembelajaran yang Lebih Interaktif: Belajar melalui permainan, simulasi, dan kegiatan interaktif lainnya dapat membuat proses belajar bahasa Inggris menjadi lebih menyenangkan dan efektif. Teknik-teknik ini sering kali lebih baik dalam membantu siswa menginternalisasi dan mengingat pengucapan yang benar.

6. Kesimpulan

Kemampuan berbahasa Inggris yang baik, termasuk dalam hal pengucapan, sangat penting bagi masyarakat Indonesia di era globalisasi ini. Meskipun ada banyak tantangan, terutama karena perbedaan fonologis antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, dengan pendekatan yang tepat, masalah ini dapat diatasi.

Peningkatan kesadaran, penggunaan teknologi, dan metode pembelajaran yang lebih efektif dapat membantu meningkatkan kemampuan pengucapan bahasa Inggris penutur asli bahasa Indonesia. Dengan demikian, mereka tidak hanya dapat berkomunikasi lebih efektif dalam bahasa Inggris tetapi juga dapat membangun citra yang lebih positif dan profesional di mata dunia internasional.

Sebagai kesimpulan, meskipun tantangan dalam pengucapan bahasa Inggris di Indonesia masih ada, ini bukanlah masalah yang tidak dapat diatasi. Dengan dedikasi, latihan, dan pendidikan yang tepat, masyarakat Indonesia dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris, termasuk dalam hal pengucapan, dan dengan demikian, lebih siap untuk bersaing dan berkolaborasi di panggung global.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun