Di tengah-tengah hutan lebat Pulau Kalimantan, terdapat sebuah makhluk yang semakin hari semakin langka. Makhluk ini, yang dikenal sebagai orang utan, adalah salah satu primata terbesar dan paling cerdas di Asia Tenggara.
Namun, nama "orang utan" sebenarnya merupakan sebutan yang diberikan oleh orang luar, yang mungkin tidak sepenuhnya memahami karakteristik unik dan hubungan mendalam makhluk ini dengan penduduk asli Kalimantan.
Bagi masyarakat lokal, khususnya mereka yang berasal dari suku Dayak Dohoi Uut Danum, orang utan bukan sekadar binatang. Mereka menyebutnya dengan nama "Kohiuk," dan mereka memiliki cerita serta sejarah tersendiri yang memperlihatkan betapa dekatnya hubungan mereka dengan makhluk ini.
Suku Dayak Dohoi Uut Danum dan Kohiuk
Suku Dayak Dohoi Uut Danum merupakan salah satu sub-kelompok dari suku Dayak yang tersebar di hampir seluruh provinsi Kalimantan. Suku ini dikenal dengan nama yang berbeda-beda tergantung dari wilayah dan bahasa yang digunakan, seperti Ulu Aik, Kodorih, Dohoi, Uut Danum, dan lain-lain.
Namun, terlepas dari variasi nama tersebut, semua sub-kelompok ini memiliki satu kesamaan: mereka memanggil orang utan dengan sebutan "Kohiuk."
Bagi mereka, Kohiuk bukan hanya sekedar primata; ia adalah makhluk yang cerdas, memiliki kebijaksanaan, dan bahkan diyakini memiliki kemampuan supranatural tertentu.Â
Cerita-cerita tentang Kohiuk telah diturunkan dari generasi ke generasi, menjadikan hewan ini bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan budaya dan spiritual mereka.
Di antara banyaknya cerita yang ada, ada dua kisah utama yang sangat populer dan sering diceritakan di kalangan masyarakat Dayak Dohoi Uut Danum.Â
Kisah-kisah ini menggambarkan betapa istimewanya Kohiuk di mata mereka, serta memperlihatkan bagaimana suku ini memahami dan menghormati makhluk tersebut.
Kohiuk yang Mampu Meramalkan Kematian
Cerita pertama tentang Kohiuk adalah tentang kemampuannya yang unik dan mistis untuk meramalkan kematiannya sendiri. Menurut kepercayaan suku Dayak Dohoi Uut Danum, jika seekor Kohiuk terluka oleh sumpit atau terkena tembakan, ia akan melakukan suatu ritual yang menunjukkan kemampuan prediksinya.