Sejak awal tahun ini, harga gas terus mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini membuat masyarakat, terutama dari kalangan bawah, semakin tertekan. Di tengah kesulitan ekonomi yang sudah mendera, kenaikan harga gas menjadi beban tambahan yang berat.
Banyak dari mereka yang mengeluh tentang sulitnya memenuhi kebutuhan sehari-hari karena harga-harga yang terus meroket. Sementara itu, pemerintah tampaknya tidak memberikan respons yang jelas terhadap situasi ini.
Media sosial pun seakan bungkam, tidak banyak berita atau diskusi yang mencuat mengenai masalah ini.
Di sebuah warung kopi di sudut kota, dua sahabat, Budi dan Anton, sedang berbincang mengenai kenaikan harga gas yang tak kunjung reda.
"Ton, kamu tahu nggak, harga gas naik lagi minggu ini? Aku baru saja beli dan harganya sudah dua kali lipat dari bulan lalu,"Â keluh Budi.
"Ya ampun, Budi. Aku juga baru dengar dari istri kemarin. Katanya di pasar, gas sudah susah dicari. Kalau ada pun harganya sudah selangit,"Â timpal Anton sambil menarik nafas kecewa.
"Iya, benar. Aku jadi bingung, pengeluaran bulanan kita makin bertambah. Gaji nggak naik-naik, tapi harga barang terus naik,"Â ujar Budi lagi.
"Pemerintah kok diam saja, ya? Padahal masyarakat sudah kesusahan begini. Kalau terus dibiarkan, kita yang kecil-kecil ini bisa tambah menderita,"Â ujar Budi setengah mengomel.
"Itu dia. Aku juga heran. Di media sosial sepi banget soal berita ini. Jangan-jangan memang ada yang sengaja menaikkan harga gas,"Â kata Anton membenarkan.
"Maksudmu? Konspirasi gitu?"Â tukas Anton.