Dari pertemuan tersebut, sebuah keputusan diambil. Masyarakat desa sepakat untuk mengorganisir pelatihan pertanian bagi warga desa yang ingin belajar menanam sayuran. Mereka juga membuat sebuah komite untuk mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan menanam sayuran di lahan-lahan kosong yang ada di desa mereka.
Dengan tekad yang kuat, para penduduk desa bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita mereka. Mereka belajar dari petani-petani yang berpengalaman, membajak lahan, menanam bibit, dan merawat tanaman dengan penuh perhatian.
Tidak butuh waktu lama bagi hasil kerja keras mereka untuk mulai terlihat. Lahan-lahan yang sebelumnya kosong kini berubah menjadi kebun-kebun yang subur dengan berbagai macam sayuran yang tumbuh dengan subur. Masyarakat desa mulai menikmati hasil panen mereka sendiri, tanpa harus tergantung pada harga pasar yang tidak menentu.
Melalui kerja sama dan semangat gotong royong, harga-harga yang dulu sangat membebani masyarakat desa mulai menjadi lebih terjangkau. Mereka belajar bahwa dengan bersatu dan bekerja sama, mereka mampu mengatasi tantangan ekonomi yang mereka hadapi.
Selain itu juga, sepertinya sistem di negara ini harus di ubah, agar memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Seperti sistem Pemilu, sistem penentuan harga barang dan sistem kebiasaan hidup di dalam masyarakat.
Dengan demikian, desa kecil itu menjadi contoh bagi desa-desa lain di sekitarnya. Mereka membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat dan semangat yang tak kenal lelah, mereka mampu mengubah nasib mereka sendiri dan membangun masa depan yang lebih cerah untuk generasi mendatang.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H