Namun, seringkali dalam hubungan rumah tangga, masalah dan konflik tak terhindarkan. Ketika situasi seperti ini muncul, penting untuk tidak menutup diri dan berpikir bahwa masalah dapat diselesaikan sendiri.
Mengambil langkah untuk mencari bantuan profesional atau dukungan adalah keputusan yang bijaksana. Ini bisa meliputi konseling pernikahan atau mencari nasihat dari individu yang memiliki pengalaman dalam menangani masalah rumah tangga.
Menghadapi masalah dengan kedewasaan dan mencari solusi tanpa kekerasan adalah kunci untuk menjaga keutuhan hubungan. Komunikasi yang baik, pengertian, serta sikap saling menghargai merupakan pondasi yang kuat untuk mengatasi setiap masalah yang timbul dalam hubungan pernikahan.
Dalam kesimpulannya, sebuah hubungan pernikahan yang sehat membutuhkan kesabaran, pengertian, dan komitmen yang kuat dari kedua belah pihak. Suami yang mengasihi istrinya dengan tulus akan mampu melihat kelemahan dan kelebihannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari cinta mereka.
Menghormati kehidupan dan menjaga kedamaian dalam hubungan adalah tanggung jawab yang harus dipegang teguh oleh setiap suami, demi menciptakan hubungan yang kokoh dan penuh kebahagiaan bersama dengan pasangan hidupnya.
Kita juga sering mendengar di dalam rumah tangga itu terjadi KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), seorang istri dijadikan pasangan latih tinju atau di sebut sebagai sparing partner. Karena suaminya berbicara dengan istrinya tidak dengan mulutnya, tetapi menggunakan kaki dan tangannya.
Sering kita melihat kondisi masyarakat di sekitar kita atau kita melihat postingan atau berita di media masa, seorang istri atau suami yang menghabisi nyawa pasangannya. Kalau memang sudah tidak cocok lagi dan mustahil diperbaiki, mengapa keduanya tidak berpisah saja secara baik-baik? Mengapa harus mengakhirinya dengan perselingkuhan atau kekejaman?
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H