Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Istri itu Pasangan Hidup, Bukan Sparing Partner Kita

14 November 2023   13:42 Diperbarui: 14 November 2023   13:44 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.onefc.com/id/lifestyle/bagaimana-anda-dapat-menjadi-rekan-sparring-muay-thai-yang-baik/

Namun, seringkali dalam hubungan rumah tangga, masalah dan konflik tak terhindarkan. Ketika situasi seperti ini muncul, penting untuk tidak menutup diri dan berpikir bahwa masalah dapat diselesaikan sendiri.

Mengambil langkah untuk mencari bantuan profesional atau dukungan adalah keputusan yang bijaksana. Ini bisa meliputi konseling pernikahan atau mencari nasihat dari individu yang memiliki pengalaman dalam menangani masalah rumah tangga.

Menghadapi masalah dengan kedewasaan dan mencari solusi tanpa kekerasan adalah kunci untuk menjaga keutuhan hubungan. Komunikasi yang baik, pengertian, serta sikap saling menghargai merupakan pondasi yang kuat untuk mengatasi setiap masalah yang timbul dalam hubungan pernikahan.

Dalam kesimpulannya, sebuah hubungan pernikahan yang sehat membutuhkan kesabaran, pengertian, dan komitmen yang kuat dari kedua belah pihak. Suami yang mengasihi istrinya dengan tulus akan mampu melihat kelemahan dan kelebihannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari cinta mereka.

Menghormati kehidupan dan menjaga kedamaian dalam hubungan adalah tanggung jawab yang harus dipegang teguh oleh setiap suami, demi menciptakan hubungan yang kokoh dan penuh kebahagiaan bersama dengan pasangan hidupnya.

Kita juga sering mendengar di dalam rumah tangga itu terjadi KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), seorang istri dijadikan pasangan latih tinju atau di sebut sebagai sparing partner. Karena suaminya berbicara dengan istrinya tidak dengan mulutnya, tetapi menggunakan kaki dan tangannya.

Sering kita melihat kondisi masyarakat di sekitar kita atau kita melihat postingan atau berita di media masa, seorang istri atau suami yang menghabisi nyawa pasangannya. Kalau memang sudah tidak cocok lagi dan mustahil diperbaiki, mengapa keduanya tidak berpisah saja secara baik-baik? Mengapa harus mengakhirinya dengan perselingkuhan atau kekejaman?

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun