"Kita harus selalu bersama, seperti dulu," ujar Tante Sari dengan lembut, "Dika dan Rani butuh bibi Nita juga, seperti mereka butuh aku."
Tante Nita menunduk, merenungkan kata-kata Tante Sari. Dia menyadari betapa berartinya kehadiran keluarga dalam hidupnya, terutama dalam kehidupan Dika dan Rani.
Sejak saat itu, Tante Nita mulai berubah. Dia mengunjungi Dika dan Rani lebih sering, merangkul mereka dengan kasih sayang yang tulus. Dia belajar untuk membuka hatinya dan mengenang kembali momen-momen indah bersama Tante Rika, kakak dan adik tercintanya.
Lama-kelamaan, hubungan di antara Tante Sari dan Tante Nita mulai pulih. Mereka belajar untuk saling memahami dan memberi ruang satu sama lain. Mereka belajar bahwa meskipun kehilangan begitu menyakitkan, kebersamaan dan dukungan keluarga bisa menjadi obat yang menyembuhkan luka.
Dika dan Rani pun tumbuh bahagia dengan kehadiran kedua bibi mereka. Mereka belajar bahwa keluarga tidak selalu harus terikat oleh darah, tapi bisa tumbuh dari kasih sayang dan kehadiran yang tulus.
Di antara bayangan kesedihan atas kehilangan Tante Rika, tumbuhlah ikatan persaudaraan yang semakin kuat di antara Tante Sari dan Tante Nita. Mereka belajar bahwa meskipun hidup kadang sulit dan takdir membawa perubahan yang tak terduga, cinta dan keluarga akan selalu menjadi penguat dalam menghadapi segala liku hidup.
***