Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Keikhlasan Bibi-Mengasuh Buah Hati Orang Lain dalam Bayang-Bayang Kehilangan

19 Juli 2023   15:56 Diperbarui: 12 September 2023   18:34 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fh.unissula.ac.id/berita-fh/santunan-anak-yatim/

Tante Sari tersenyum dan mencoba menghibur mereka, "Oh, bibi Nita pasti sedang ada urusan penting, sayang. Tapi jangan khawatir, nanti aku akan memberitahunya betapa bahagianya kalian menerima hadiah ini."

Namun, di balik senyumannya, hati Tante Sari terasa hampa. Dia merindukan saat-saat ketika mereka semua bisa bersama, menikmati kebersamaan, dan merayakan momen indah bersama-sama.

Hari-hari berlalu, dan Tante Sari tetap setia mengunjungi Dika dan Rani. Mereka tumbuh dengan cinta dan perhatian yang diberikan oleh Tante Sari. Namun, rasa kehilangan atas kehadiran Tante Nita tak pernah benar-benar hilang.

Suatu hari, ketika Tante Sari tengah berbicara dengan Dika dan Rani di dekat makam Tante Rika, tiba-tiba Tante Nita muncul dari kejauhan. Dia melihat betapa bahagianya Dika dan Rani saat berada di samping Tante Sari. Raut wajahnya terlihat ragu dan terombang-ambing antara bergabung dengan mereka atau pergi lagi.

Dengan hati yang berdebar, Tante Sari mengangkat tangan untuk menyapanya, "Nita, bergabunglah dengan kami."

Tante Nita berjalan perlahan menuju mereka. Dia memandang keponakannya dengan penuh rasa bersalah. Ketika dia duduk di samping mereka, dia bisa merasakan betapa eratnya ikatan di antara mereka berdua.

"Dika, Rani, bibi Nita sangat merindukan kalian," kata Tante Nita dengan suara lembut.

Dika dan Rani tersenyum bahagia, merasa senang bisa bersama dengan bibi Nita mereka.

"Tidak apa-apa, bibi Nita," sahut Dika, "Kami tahu bibi pasti punya banyak hal yang harus dikerjakan. Tapi tolong datang lagi lain kali, ya?"

Tante Nita mengangguk dengan mata berkaca-kaca. Dia merasa bersalah telah mengabaikan keberadaan mereka selama ini, hanya terfokus pada kehidupannya sendiri.

Tante Sari melihat betapa sulitnya bagi Tante Nita untuk membuka hatinya. Dia berusaha memahami kakaknya itu dan memaafkannya atas ketidakhadirannya selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun