Ini sungguh suatu budaya yang sekarang di lihat dari segi apa pun tidak baik, baik dari segi agama maupun hukum negara. Namun kita bersyukur budaya ini sudah resmi sudah dihapuskan pada pertemuan damai di Tumbang Anoi tahun 1894.
Pertemuan Damai Tumbang Anoi ini di pimpin oleh satu putra terbaik suku Uut Danum yaitu Damang Bahtu” yang ketika itu sudah berusia melebihi setengah abad. Semua ongkos juga dia tanggungnya sendiri dengan membunuh ayam, babi, sapi dan kerbau, karena dirinya kaya raya dan Mamut Motong Hullah Bollum (Banyak membunuh dan kaya raya sehingga tidak menyesal hidup ke dunia).
Selain itu juga kita menjadi tahu, jika masyarakat Dohoi Uut Danum sangat percaya akan kehidupan sesudah kematian jadi mati itu tidak sia-sia, tetapi ada kehidupan di sana setelah manusia mati.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H