Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Migrasi ke SSD

20 Februari 2021   21:00 Diperbarui: 20 Februari 2021   21:14 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.diskpart.com/ssd-management/ssd-vs-hdd-0528.html

Sehingga harus selalu melakukan hard shutdown yaitu dengan menekan tombol powernya jika mau mematikannya. Padahal terlalu sering melakukan hard shutdown terhadapnya sangatlah riskan, karena bisa merusak HDDnya yang ujung-ujungnya data berharga yang di simpan di situ bisa saja tidak bisa diakses.

Sehingga saya dipertimbangkan sudah saatnya menggunakan sebuah SSD untuk OS Windows dan MS Office. Hal ini juga karena melihat maraknya review-review secara online yang menceritakan sangat banyak keuntungan jika pemakai kompi bermigrasi ke SSD.

Salah satunya adalah dari sisi kecepatan booting sistem operasi Windows dan akses program aplikasi. Sehingga hal ini mau tidak mau memberikan godaan yang sangat luar biasa juga bagi saya.

Netbook itu adalah sebuah Acer Aspire E3-112-CU5B, yang pada awal penggunaannya hampir tidak masalah. Jika hanya digunakan untuk mengetik MS Office seperti Word, Excel, dan Power Point lancar-lancar saja. 

Demikian juga untuk hanya sekedar browsing internet, menonton Youtube, dan mengirim serta menerima e-mail mulus saja. Hingga pada suatu saat baterainya bermasalah, namun karena memang sangat sibuk saya tidak sempat menanganinya, sehingga saya serahkan saja ke sebuah service centre langanan kantor.

Entah bagaimana, hampir setahun dia service, selalu rusak dan ujung-ujungnya motherboardnya dia ganti. Saya tidak ada sih diminta untuk tambah biaya, karena itu salahnya katanya. 

Sejak saat itulah netbook ini selalu bermasalah. Terkadang tidak bisa shutdown, terkadang hang jika beberapa lama tidak ada aktifitas kita dan mematikannya harus dengan hard shutdown.

Sampai beberapa kali saya harus install ulang Windowsnya, tetapi masalahnya tidak bisa saya selesaikan. Apalagi HDD nya tipe MBR, tidak bisa di ubah ke GPT. 

Karena tidak bisa MBR, maka fasilitas UEFI di BIOS nya tidak bisa digunakan, sehingga hanya bisa menggunakan BIOS Legacy saja. Sehingga saya curiga, itulah persoalannya. 

Saya khawatir Motherboardnya itu adalah KW China, karena memang China sangat jago membuat barang KW dengan harga jauh lebih murah. Jangankan sebuah Motherboard, selaput dara wanita saja bisa mereka buat KW-nya.

Ketika anak saya mendapatkan gaji pertamanya, saya minta dia beli satu buah SSD kapasitas 256GB, dari sebuah merek yang tidak terlalu terkenal, tetapi saya lihat SSD itu garansinya selama 3 tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun