Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Belakang Layar

2 Agustus 2020   23:34 Diperbarui: 3 Agustus 2020   07:47 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mereka berbicara tenatng para ABG yang hidupnya sudah terbiasa dengan barang barang mewah, sementara kemampuan ekonominya tidak ada. Hal ini dimanfaatkan oleh para laki-laki hidung belang yang punya duit banyak dan menyukai daun muda. 

Anak anak ABG itu rela ditiduri asalkan mereka dibelikan barang barang seperti Handphone, pulsa dan kebutuhan hidup lainnya. Dibandingkan dengan artis, anak ABG lebih enak. Selain bayarannya jauh lebih murah, mereka juga tidak rawan diketahui. Kalau artis itu, selain bayarannya sangat mahal, juga sangat beresiko.

"Sekarang kita kembali kepada inti pembicaraan kita, ya Pak Banu." Kata pak Time Machine setelah koleganya ini sudah menghabiskan dua botol bir hitam.

"Baik, Bapak."Jawab pak Banu ringan, karena kepalanya sudah mulai terasa pusing.

"Bapak, kita pastikan membantu Bapak dan calon wakil Bapak sejumlah dua miliar rupiah, ya. Dana ini untuk biaya operasional dan dana kampanye agar perolehan suara Minuteman itu kacau dan tergerus. Adalah Bapak berdua nanti yang pandai-pandai mengaturnya di internal. Ini bukti transfernya, Pak."

"Siap, Pak." Sahut Banu senang. Uang dua miliar itu bukan jumlah yang sedikit. Dia sebenarnya maju sebagai calon Bupati bukan atas inisiatifnya sendiri. Hal ini adalah untuk membantu kawannya pak Time Machine ini dalam rangka memenangkan pertarungan sebagai calon kepada daerah di kabupaten Rotan. 

Dirinya sebagai tokoh masyarakat yang punya pengaruh besar terhadap potensial pemilih Minuteman, maka dirinya diminta untuk maju sebagai calon bupati. Dengan harapan bisa menggerus jumlah suara Minuteman. Meskipun baru maju sebagai penantang, tetapi pamor pak Minuteman itu sangat luar biasa.

Pak Time Machine dan calon wakilnya tersenyum-semnyum. Sebagai incumben, bagi dia uang dua miliar itu tidaklah seberapa. Karena banyak pengusaha baik dari lokal maupun nasional yang berbasis di Jakarta yang dengan suka rela membantu dana kampanye dan operasionalnya. 

Sehingga sekarang dana yang sudah terkumpul untuk biaya operasional dan kampanye itu sudah hampir 50 miliar. Semuanya dilakukan dengan senyap dan tidak terendus PPATK. 

Uang ini nanti diganti dengan kebijakan proyek triliunan rupiah yang akan diberikan pak Time machine setelah duduk. Juga ijin-ijin lahan perusahaan sawit dan pengelolaan tambang yang di bawah kewenangan kepala daerah.

"Nah, ini lima puluh juta. Khusus untuk Bapak senang-senang." Kata pak Time Machine lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun