Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karena BBM Tidak Ada di SPBU, Konsumen Mengalami Tiga Kali Rugi

24 Juli 2020   20:07 Diperbarui: 24 Juli 2020   20:01 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Pheeettt...!" tiba-tiba terdengar suara klakson membahana dan hampir bersamaan sebuah truk Hino dengan suara bergemuruh menggetarkan bumi memotong Fredy.

"Sialan.!" Omel Fredy dengan refleks membanting motornya ke arah kiri. Untung jalan kosong. "Dasar pengemudi ceroboh...!" Maki Fredy lagi, karena sekilas dia melihat sopirnya tadi melaju sambil menghitung lembaran uang ditangannya.

Fredy kembali menjalankan motornya, kecepatannya sekitar 40 km perjam. Itupun sudah membuat motornya terkentut-kentut. Di kiri kanan jalan bertebaran bangunan Ruko yang masih baru. PEMDA kabupaten yang baru dimekarkan ini banyak menyewa ruko ruko ini sebagai kantor dinas. Kata Bupati yang baru terpilih melalui Pilkada kemarin, hitung-hitung memberikan pemasukan kepada rakyat. Fredy hanya tersenyum  dalam hati, karena dia tahu pasti rakyat mana yang menuai uang?

Setelah beberapa lama, di arah depan Fredy melihat di sebelah kiri ada gerbang, pertanda di belakang gerbang itu ada sebuah jalan. Tiba-tiba "nggguuuunggg....!" Dari arah belakang sebuah Jupiter Z dengan pengendara berboncengan memotong Fredy dan "Siiiuuut..." langsung berbelok ke arah pintu gerbang.

"Ala Mak....!" Teriak Fredy sambil membanting motornya ke arah kiri karena hampir saja menabrak pengendara motor yang tiba-tiba berbelok itu. Tapi malang bagi Fredy, tanah di sebelah kiri itu rupanya berpasir, sehingga tanpa dapat di tahan lagi motornya terus melaju menuju parit. Sementara pengendara motor yang memotongnya itu terus melarikan diri.

Dengan sigap Fredy melompat ke tepi. Dia berhasil menyelamatkan diri, tetapi motornya terjerembab ke dalam parit. "Hampir saja..." Desis Fredy sambil mengusap sikunya yang terasa sakit karena terhempas ke atas tanah ketika dia melompat tadi. Darah menetes dari siku kurusnya yang terluka bergesekan dengan tanah.

Beberapa orang yang berada di sekitar lokasi Fredy terjatuh segera mendatangi. Ada beberapa orang laki-laki dari rumah-rumah di dekat itu juga turun dan menuju ke arah Fredy. Mereka sebagian menolong Fredy bangun dan yang lainnya berusaha megeluarkan motornya dari dalam parit. Paritnya cukup dalam sehingga perlu beberapa waktu baru mereka berhasil menarik motor itu. Motornya berlepotan lumpur.

"Anak tadi itu paling juga baru masuk SMP...!" celetuk seorang Bapak berbaju kotak-kotak sambil memarkirkan motor Fredy."

"Memang...!" Tambah Bapak yang berbaju merah. "Tidak pakai helm lagi..."  Katanya sambil mendekati Fredy. "Ndak apa-apa, Pak?"

Fredy menggelengkan kepala sambil melemparkan senyum kepada Bapak baju merah. "Terima kasih semuanya..." Seru Fredy.

"Negara kita nih payah." Seru bapak yang bertopi lebar. "Anak-anak sebesar itu kok dibiarkan pakai motor. Tapi polisi tidak menilangnya, padahal saya yakin dia tidak punya SIM."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun