Mohon tunggu...
bakulan opini
bakulan opini Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Literasi

Melek literasi itu lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas, Realistis atau Utopi?

12 Juli 2024   11:06 Diperbarui: 12 Juli 2024   11:10 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 pada tahun 2024 mengusung tema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas". Tema ini bertujuan untuk mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan dalam membangun bangsa dan negara. Keluarga dianggap sebagai unit terkecil namun sangat berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Namun, pertanyaannya, apakah tujuan ini realistis atau hanya utopia belaka?

Fakta Sosial Keluarga Indonesia

Di balik tema besar dan ambisius tersebut, kenyataan di lapangan menunjukkan kondisi yang cukup memprihatinkan. Berbagai masalah serius masih melanda banyak keluarga di Indonesia. Tingginya angka kemiskinan, stunting, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), keterjeratan dalam pinjaman online (pinjol), dan tingginya angka perceraian adalah beberapa contoh nyata dari problematika yang dihadapi keluarga Indonesia saat ini.

1. Kemiskinan dan Stunting

Kemiskinan adalah salah satu masalah utama yang dihadapi oleh banyak keluarga di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, sekitar 9,22% penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi ini berdampak langsung pada kualitas hidup anak-anak dalam keluarga, salah satunya adalah stunting. Stunting merupakan kondisi di mana anak-anak mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada balita di Indonesia mencapai 24,4% pada tahun 2022.

2. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Kasus KDRT juga menjadi masalah yang serius di Indonesia. Data dari Komnas Perempuan menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2022 terdapat lebih dari 8.000 laporan kasus KDRT. Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga masih menjadi ancaman nyata bagi banyak keluarga.

3. Pinjaman Online (Pinjol) dan Perceraian

Keterjeratan dalam pinjaman online yang tidak terkendali juga menjadi momok bagi banyak keluarga. Banyak keluarga yang akhirnya terjerat dalam lingkaran hutang yang sulit keluar, yang pada gilirannya memicu masalah ekonomi dan sosial lainnya, termasuk perceraian. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa angka perceraian di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2022, terdapat lebih dari 450.000 kasus perceraian yang tercatat di Indonesia.

Analisis: Kebijakan Negara dan Fungsi Keluarga

Berbagai masalah di atas menunjukkan bahwa fungsi keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat tidak dapat terwujud dengan baik. Banyak kebijakan negara yang belum optimal dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh keluarga. Misalnya, kebijakan ekonomi yang tidak mampu mengentaskan kemiskinan secara efektif, kebijakan kesehatan yang belum sepenuhnya berhasil menurunkan angka stunting, dan penegakan hukum yang belum maksimal dalam menangani kasus KDRT.

Selain itu, definisi "generasi emas" yang sering digembar-gemborkan juga belum jelas dan cenderung berorientasi pada kesuksesan duniawi semata. Hal ini menunjukkan bahwa peringatan Harganas seringkali hanya menjadi seremonial belaka tanpa adanya langkah konkret untuk mengatasi masalah yang ada.

Solusi Islam Kaffah: Keluarga Ideal yang Berorientasi Akhirat

Islam memiliki gambaran keluarga ideal yang berorientasi pada akhirat tanpa melupakan urusan dunia. Dalam Islam, keluarga merupakan pilar penting dalam membangun masyarakat yang kuat dan beradab. Berikut adalah beberapa prinsip dan metode Islam dalam membangun keluarga yang tangguh dan melahirkan generasi cemerlang:

1. Pendidikan Agama dan Akhlak

Islam menekankan pentingnya pendidikan agama dan akhlak sejak dini dalam keluarga. Orang tua memiliki peran utama dalam menanamkan nilai-nilai agama dan moral kepada anak-anak. Pendidikan agama yang kuat akan membentuk karakter anak yang beriman, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab.

2. Keharmonisan dan Keadilan dalam Keluarga

Islam mengajarkan pentingnya keharmonisan dan keadilan dalam keluarga. Suami dan istri harus saling menghormati, mengasihi, dan menjalankan peran masing-masing dengan adil. Keluarga yang harmonis dan adil akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak-anak.

3. Kepemimpinan yang Visioner

Negara dalam pandangan Islam memiliki peran penting dalam menciptakan kebijakan yang mendukung keluarga. Negara harus memiliki visi yang jelas dan menjalankan kebijakan yang pro-keluarga, seperti kebijakan ekonomi yang mengentaskan kemiskinan, kebijakan kesehatan yang menjamin kesejahteraan anak-anak, dan penegakan hukum yang tegas terhadap kekerasan dalam rumah tangga.

4. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Islam juga menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi keluarga. Negara harus menciptakan lapangan kerja yang layak dan memberikan akses kepada keluarga untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Program-program pemberdayaan ekonomi seperti pelatihan keterampilan dan akses modal usaha harus terus didorong.

5. Dukungan Sosial dan Psikologis

Negara dan masyarakat juga harus memberikan dukungan sosial dan psikologis kepada keluarga yang mengalami masalah. Layanan konseling, pendampingan hukum, dan program rehabilitasi bagi korban KDRT harus diperkuat. Selain itu, kampanye edukasi mengenai pentingnya keluarga dan nilai-nilai agama harus terus digalakkan.

Kesimpulan

Tema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas" adalah sebuah cita-cita yang mulia, namun kenyataannya masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Berbagai masalah serius seperti kemiskinan, stunting, KDRT, keterjeratan pinjol, dan tingginya angka perceraian menunjukkan bahwa fungsi keluarga belum terwujud dengan baik.

Islam menawarkan solusi komprehensif dalam membangun keluarga ideal yang berorientasi pada akhirat tanpa melupakan dunia. Dengan pendidikan agama dan akhlak yang kuat, keharmonisan dan keadilan dalam keluarga, kepemimpinan yang visioner, pemberdayaan ekonomi, serta dukungan sosial dan psikologis, kita dapat mewujudkan keluarga berkualitas yang menjadi pilar utama dalam membangun Indonesia yang maju dan beradab.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan komitmen bersama dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun keluarga itu sendiri. Dengan demikian, harapan menuju Indonesia Emas melalui keluarga berkualitas tidak lagi menjadi utopia, melainkan sebuah kenyataan yang dapat diwujudkan.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun