Mohon tunggu...
Muhammad Naseh
Muhammad Naseh Mohon Tunggu... -

TEGAS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita Penaklukan Konstantinopel

10 Februari 2012   21:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:48 10076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

20. "Banyak yang meninggal seketika dan hanya sedikit yang selamat", pasukan awal memang pasukan yang bertugas meletihkan musuh

21. Beberapa jam kemudian, gelombang pertama pasukan ditarik mundur, diganti dengan gelombang lain yang lebih segar daan kuat

22. Pasukan bertahan tak diberi kesempatan untuk bahkan hanya menarik napas mereka, pasukan gelombang kedua telah membombardir

23. Dengan komando takbir, pasukan kedua ini "menyerbu dinding kota laksana singa yang lepas dari rantainya

24. "Pasukan kedua ini berbeda dengan pasukan yang pertama, pasukan kali ini terdiri dari para pemberani" ungkap Barbaro

25. Namun, pasukan inipun mberhasil dipukul mundur dengan sisa-sisa kekuatan pasukan bertahan, posisi mereka semakin terdesak

26. Bau darah meemnuhi udara, potongan tubuh manusia tertabur dimana-mana disekitar tembok, teriakan dan rintihan mengalun pelan

27. Saat itu ketahanan perang diuji, terus maju dan mengadu nyali. Siapakah yang nyalinya lebih kuat, yg menyerang atau bertahan

28. Shubuh tiba, dan pasukan2 Mehmed bergantian shalat shubuh, pasukan gelombang terakhir - 10.000 Yeniseri mulai disiapkan

29. Keputusan dibuat cepat, sebelum pasukan bertahan sempat me-reorganisir pasukannya, mereka harus ditekan kembali dengan keras

30. Sultan menyiapkan ribuan pemanah, lepaskan tembakan tanpa henti, dan memaksa pasukan bertahan berlindung dibawah tameng

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun