Mohon tunggu...
Mena Oktariyana
Mena Oktariyana Mohon Tunggu... Penulis - a reader

nevermore

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Y-E-N-A

29 Januari 2020   18:41 Diperbarui: 30 Januari 2020   08:15 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
trendy train in aesthetic header from ariahtrainingblog.yesmissy.ru

Beberapa menit kemudian, aku menulis lagi. "Aku janji nggak bakal ganggu kamu lagi, asal kamu balas pesanku".

Kalimat terakhir tidak seharusnya aku tulis, itu membuatku frustasi. Untuk apa aku berjanji seperti itu padanya. Aku sudah mengingat banyak hal, aku yakin sekali aku tidak pernah menyinggung perasaannya, apalagi menyakitinya. Atau mungkin aku tidak sengaja melukainya? Batinku. Aku terus menunggu balasannya. Aku terkejut sekali melihat tulisan sedang mengetik. Ya Tuhan, aku senang sekali, aku tidak sabar untuk membuka pesan itu untuk mengetahui apa balasannya.

"Halo Erwin, aku baik-baik saja."

"Maaf ya, aku udah pindah rumah. Jadi tolong jangan hubungin aku lagi.

Bahagiaku sirna lagi. Aku masih belum mengerti, perkara pindah rumah saja sampai harus memintaku untuk tidak menghubunginya lagi. Ada apa dengannya? Kenapa dia jadi seketus dan sejahat ini?

Aku benar-benar berhenti menghubunginya. Sesuai janjiku. Aku merasa lelah, aku tidak menyangka bahwa mencintai seseorang bisa membuatku selelah ini. Hati dan semangatku rasanya terkikis sudah. Aku jadi sakit-sakitan, aku memutuskan untuk bekerja di rumah. Aku seperti mengisolasi diriku sendiri, aku juga menolak teman-temanku yang datang ke rumah. Aku berubah menjadi benci pada diriku sendiri. Waktu senggang ku habiskan untuk berbaring di atas tempat tidur sambil menonton film, mendengarkan musik, membaca buku, atau apapun demi menghibur diriku sendiri. Tapi malam itu, aku mendapatkan satu notifikasi instagram. Yena memfollback diriku. Entah aku harus senang atau bagaimana. Yang jelas aku tak bisa menahan jari jemariku untuk melihat feed-feed instagramnya. Aku melihat semua foto-foto dirinya. Wajah manisnya yang menawan serta senyumnya yang menenangkan, tergambar jelas di setiap foto-foto tersebut. Hal ini seketika membangkitkan lagi kerinduanku padanya. 

Aku habiskan malam itu untuk memandangi setiap foto-foto dirinya di instagram dari yang paling lama sampai yang terbaru. Aku baca seluruh komentar lucu dari teman-temannya. Sampai tiba saatnya aku berhenti pada foto terakhir yang dia unggah, tertanggal 15 September 2018, yang mana itu sudah lebih dari setahun yang lalu. Benar saja, dia memang tidak aktif di medsos. Kemudian aku membuka kolom komentarnya, dan disana, aku menemukan kejanggalan demi kejanggalan. Entah kenapa, ratusan komentar tersebut bernada belasungkawa yang berhamburan dari atas ke bawah.

"Rest in Peace Yena, semoga kamu tenang disana."

"Aku masih nggak percaya kalo kamu udah nggak ada Yen."

"Istirahatlah dengan damai teman"

"RIP Yena"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun