Hampir dalam setiap kontestasi politik elektoral di tanah air tercinta ini, sentimen keagamaan selalu menjadi amunisi masing-masing pihak dalam menjatuhkan lawan atau memenangkan persaingan politik. Sehatkah? Tentu saja tidak. Karena walau bagaimana pun, bukan kah menjadi tragis adanya, bila agama sekadar dijadikan pembenaran sikap-sikap politis dan berujung pada hilangnya moralitas yang terkandung di dalam agama itu sendiri. Tapi mengharapkan agar masing-masing pihak tidak menggunakan isu agama sebagai tameng atau alat untuk menjatuhkan lawan dalam setiap momentum politik elektoral bagai pungguk merindukan bulan.
Hanya saja dalam konteks kekinian, saya lebih tertarik membicarakan bagaimana masyarakat Indonesia menyikapinya dari waktu ke waktu. Saya ingin kembali ke masa ketika Pemilu Presiden yang paling mutakhir. Masih segar dalam ingatan, bagaimana lawan-lawan politik pasangan Jokowi-JK menggunakan isu agama terutama untuk menyerang Jokowi. Saking bertubinya serangan dengan menggunakan sentimen keagamaan, polling Capres Jokowi-JK sempat mengalami trend penurunan.
Mungkin kalau tidak ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam Koalisi Indonesia Hebat ceritanya akan lain. Dikatakan demikian, karena PKB merupakan satu-satunya parpol berbasis (massa) Islam yang berada dalam koalisi pendukung dan pengusung Capres Jokowi-JK dan menjadi garda terdepan dalam menangkal isu-isu yang menyebarkan fitnah bahwa Jokowi itu kafir, PKI dll. Dan sebagaimana sejarah mencatat, pada akhirnya pasangan Jokowi-JK terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI ke 7. Ingin ditegaskan bahwa, masyarakat Indonesia tidak lagi mudah terprovokasi oleh isu-isu dengan menggunakan sentiman keagamaan.
Pertanyaan yang mengemuka kemudian adalah, bagaimana dengan konteks Pilkada DKI tahun 2017 nanti? Sebagaimana umum diketahui, Ahok itu non-muslim. Itu fakta dan siapapun tak bisa membantahnya. Menarik untuk mencermati bagaimana pada akhirnya masyarakat Jakarta akan memilih pada waktunya nanti. ***[caption caption="http://www.kaskus.co.id/thread/53a4347560e24bc1728b45ec/wpap-kreatifitas-tidak-ada-habisnya/"][/caption]
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H