Sudah jadi adat kebiasaaan, setiap ada tahanan baru harus terlebih dahulu menghadap si Jagal tadi. Ketika menghadap sembari disaksikan oleh para tahanan lainnya, terjadilah dialog seperti ini:
“Siapa nama kamu..?”, tanya Sang Jagal sambil membentak.
“Fitrus, Boss”, jawabnya.
“Apa yang telah kamu lakukan sehingga dijebloskan ke penjara ini ?”, tanya Sang Jagal masih dengan nada tinggi.
Sambil mendekat, si Fitrus berbisik di telinga Sang Jagal. Mendengar bisikan si Fitrus, Sang Jagal langsung membungkukkan badannya yang tinggi besar lalu mencium tangan si Fitrus. Sontak saja kejadian ini membuat para tahanan yang lain heran bukan kepalang. Setelah bubar, seseorang mendekatinya dan bertanya ke si Fitrus.
“Fitrus, apa yang tadi kamu bilang ke si Boss?”
Dengan kalem si Fitrus menjawab:
“Saya hanya bilang, bahwa saya ini Tukang Fitnah”
Cerita humor tersebut semakin menandaskan bahwa si Fitrus (Fitnah Terus) itu lebih ditakuti ketimbang yang suka membunuh orang dan tidak bermaksud bahwa yang suka memfitnah itu akan berakhir di penjara. Nah, kembali lagi soal Ahok, saya hanya ingin menegaskan bahwa cara untuk menandingi Ahok itu akan lebih efektif dengan menawarkan program-program yang lebih oke ketimbang yang selama ini tengah dijalankan Ahok dalam mengatasi berbagai problem DKI.
Sentimen (ke)agama(an)