Mohon tunggu...
Yunanto Nugroho
Yunanto Nugroho Mohon Tunggu... wiraswasta -

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Petani padi dan Swasembada pangan

23 Februari 2018   20:06 Diperbarui: 24 Februari 2018   02:39 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Taruh harga gabah kering panen satu kilo 4000 rupiah laah, saat ini bulog beraninya ambil 3800 saja".

"Maka 7 ton gabah menghasilkan 28 juta".

"Kurangi dengan ongkos produksi, seperti bibit, pupuk, tenaga kerja, ambil mudahnya paling ngirit 5 juta, berarti 28 dikurangi 5, jadi 23 juta".

"Persiapan lahan, masa tanam, dan pengistirahatan sawah, anggaplah 4 bulan".

"Jadi penghasilan tanam padi untuk satu hektar sawah perbulan, 23 dibagi 4, jadi 6 juta kurang".

"Itu perhitungan sangat optimis jes, realitanya, kalau kena penyakit dan lain lain bisa dibawah itu, mungkin bisa jauh".

"Dan yang perlu diingat, 6 juta itu kalau aku punya 1 hektar, laa warisanku setengah aja gak lengkap...hahaha".

"Anggap lah aku punya setengah hektar, 3 juta perbulan, buat makan, anak sekolah mau kuliah, dan lain lain, apa cukuuuup?".

"Kalau hasil dari jeruk dan buah naga, pengalaman kawan kawan jauh melebihi hasil menanam padi, jadi ya jangan salahkan kami para petani, hahaha".

Kawanku mengakhiri penjesannya dengan tertawa ringan.

"Ya harusnya petani mengusahakan harga gabahnya dibeli lebih tinggi dong, bulog harusnya bisa mengakomodasi itu" lanjutku sekenanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun