Mohon tunggu...
Memet Casmat
Memet Casmat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/Menulis beberapa jurnal, novel dan karya ilmiah lainnya

Saya senang menulis novel, sekarang sedang memperdalam menulis jurnal dan karya ilmiah lainnya. Sudah biasa dengan meneliti, teutama tentang Manajemen Pendidikan Jarak Jauh. Selain itu, saya hobi bulutangkis sejak kecil, pernah mendapat beberapa hadiah dari pertandingan bulutangkis, baik tingkat RT, RW, Desa atau Kecamatan Dari menulis, saya bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dan mendapatkan beberapa hadiah, piala dan uang pembinaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lulusan Universitas Terbuka (UT), Kuliah S2 ke Australia, Keren!

6 April 2023   14:48 Diperbarui: 6 April 2023   14:56 5644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa lulusan Universitas Terbuka (UT) bisa melanjutkan studi lanjut ke luar negeri menggunakan ijazah yang diterbitkan oleh UT. Saat ini banyak masyarakat keliru memahami tentang UT, mereka beranggapan bahwa pendidikan di UT kurang berkualitas karena menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sehingga ada pertanyaan apakah ijazah UT bisa untuk mencari pekerjaan atau tidak? Bisa untuk studi lanjut di dalam negeri atau luar negeri?

Ternyata, Arfian Rizka Permana, telah membuktikan, ia yang lulusan S1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka (UT), tengah menempuh pendidikan di salah satu kampus terbaik dunia, Monash University. Ketika wawancara online dengan penulis, saat ini Mas Ija (nama panggilannya), tengah menempuh pendidikan Master of Accounting Specialization on Forensic di Monash University.

Mas Irja, begitu nama panggilan yang biasa disapa oleh temannya, ia ingin sekali menjadi Peneliti dan Ahli di bidang Akuntansi Forensik. Banyaknya praktik kriminal dalam dunia bisnis dan pemerintahan seperti tindak korupsi, penyuapan, gratifikasi, pungutan liar, dan maraknya isu-isu sosial lainnya yang berhubungan dengan praktik kecurangan (fraud) telah mendorong munculnya ilmu akuntansi forensik.

Lebih jauh, ia ingin berkontribusi dalam meningkatkan upaya yang dalam pencegahan, pendeteksian dan pengungkapan kecurangan yang ditemukannya indikasi adanya kecurangan di instansi pemerintah atau swasta lainnya.

Melalui wawancara singkatnya mahasiswa S2 Monash University ini, Arfian mengungkap salah satu mimpinya untuk menjadi ahli di bidang akuntan forensik untuk menyelidiki insiden penipuan, penyuapan, pencucian uang, dan penggelapan dengan menganalisis catatan keuangan dan transaksi.

Bekerja sambil kuliah di UT

Kuliah di UT sangat cocok untuk orang yang sudah punya kesibukan. Sebab hanya UT yang memiliki metode kuliah yang mendukung kegiatan kerja sambil kuliah. Dengan sistem pembelajaran online, maka dapat dipastikan jadwal kuliahnya tidak mengikat, setiap mahasiswa dapat mengatur sendiri jadwal kuliahnya.

Selain itu, Arfian bekerja sebagai Penelaah Keberatan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Nusa Tenggara Barat. Penelaah Keberatan mempunyai tugas melakukan penelaahan terhadap pemohonan keberatan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar yang diajukan oleh Wajib Pajak.

Dengan bekerja sambil kuliah di UT, ia berupaya menjalani peran ganda sebagai pegawai sekaligus sebagai mahasiswa memang yang terasa sulit, namun kedua aktivitas ini sangat bisa dijalankan dengan beriringan.

Ia juga berharap bahwa kuliah sambil bekerja, dapat menerapkan teori yang dipelajarinya ke dalam konteks praktis. Hal ini dapat membantu dalam memahami materi yang diajarkan secara lebih baik.

Sambil bekerja, Arfian kuliah S1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka (UT). Ia  bercita-cita mampu menganalisis informasi keuangan dan masalah-masalahnya dalam entitas bisnis dengan baik. Dari pengalaman berkuliah itulah ia terinspirasi untuk melanjutkan pendidikan S2 Master of Accounting Specialization on Forensic di Monash University.

Ia juga berharap bahwa Indonesia bisa benar-benar mengimplementasikan penggunaan akuntansi forensik, agar Indonesia tidak tertinggal dalam hal pengungkapan kasus korupsi melalui sinergi antar lembaga-lembaga antikorupsi.

Lulusan UT, S2 ke Australia

Bukan rahasia kalau untuk kuliah di luar negeri butuh biaya yang tidak sedikit, karena itulah banyak pelajar yang mengincar beasiswa untuk bisa kuliah ke luar negeri yang banyak disediakan oleh beragam lembaga.

Salah satunya adalah Mas Ija, sangat beruntung dapat berkuliah di S2 di Monash University dengan mengambil jurusan Master of Accounting Specialization on Forensic, tiba di Australia sejak Februari 2023 dengan melalui jalur beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

"Saya bersyukur karena jika melihat ke belakang, saya bekerja pada Direktorat Jenderal Pajak selama 12 Tahun, dengan jabatan Penelaah Keberatan, sambil kuliah S1 di UT mengambil jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Terbuka. Saya bersyukur sekali," ujarnya ketika bercerita pengalamannya melalui teks Whatsap kepada penulis

Dengan beasiswa LPDP tersebut, Arfian menjadi contoh bagi anggota keluarganya yang dapat mengenyam pendidikan tinggi hingga ke jenjang S2 di luar negeri.

"Bisa dibilang saya bukan termasuk ke dalam orang yang cukup istimewa, saya sangat bersyukur sekali," tambahnya. LPDP memberikan beasiswa penuh kepada Arfian seperti pemberian biaya kuliah yang langsung dibayarkan oleh LPDP ke Monash University.

Berkuliah di Monash University merupakan salah satu mimpi Arfian. Ia telah lama tertarik berkuliah di negeri Kanguru tersebut.

Persiapan Mendapat Beasiswa

Beasiswa luar negeri merupakan impian sekaligus tantangan bagi kebanyakan orang, tetapi untuk mendapatkannya bukanlah hal yang mudah. Sehingga, persiapan yang baik adalah awal dari segalanya.

Mas Ija, menceritakan persiapan apa saja yang ia lakukan untuk mendapat beasiswa tersebut. Ia memperdalam TOEFL IBT dengan belajar scecara mandiri melalui beberapa free resources, di antaranya Youtube, Smalltalk, Digitaleduka, Testglider, Grammarly, dan Virtual Writing Tutor.

Menurut Arfian, pembuatan essay memerlukan keseriusan dan kegigihan, karena essay menjadi sesuatu yang benar-benar menggambarkan pemikiran kita.

Dirinya bahkan membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan dalam menyelesaikan essay tersebut. Untuk meyakinkan essaynya, ia belajar essay  secara mandiri melalui beberapa free resources, di antaranya Youtube dan Grammarly, juga berkonsultasi dengan teman yang telah memperoleh beasiswa di  luar negeri. Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun