Sekonyong-konyong, Sang Malaikat, membagikan paket sembako ke Junaidi dan warga. Cukup untuk makan sebulan kedepan.
“Betapa baiknya Malaikat berseragam kuning ini. Seolah mereka tahu, hampir mati aku tiap hari diomeli Istri.”
Seminggu berselang, warga dikagetkan bunyi sirine yang menguing sampai membangunkan ayam seantero desa. Malaikat ketiga, berseragam merah, semerah mobil yang dibawanya. Mereka membawa mobil pemadam kebakaran.
Junaidi ternganga, seumur hidup belum pernah dilihatnya mobil seraksasa dan sewibawa ini. Persis seperti yang sering ditontonnya di TV. Tanpa dikomando, warga berdatangan, berkumpul, berkerumun. Mereka hendak melihat mobil.
“Mobil ini akan membantu warga memadamkan api selama sebulan kedepan.” Warga pun bersorak kegirangan. Mereka akan melihat mobil sebulan kedepan!
Para malaikat, seperti biasa, membagikan sebuah kalender, kaos merah, kartu nama merah berisikan nama sang malaikat lengkap dengan segala titelnya dan nomer telepon.
***
“Bapak, kenapa tiba-tiba banyak orang baik membantu warga?” April penasaran.
“Kata Pak Salim, mereka itu orang-orang penting. Calon kepala daerah!” Jawab Junaidi penuh gairah.
“Biasa, lagi musim kampanye!” Sela Ibunya.
“Bapak-Ibu jago-in yang mana ?” mereka saling pandang, tak ada yang menjawab.