Untuk memulai usaha, Setiap KTH memiliki modal dan jumlah akhir. Untuk KTH Wana Jaya Sejahtera memiliki modal awal Rp.740.000 dan jumlah akhir Rp2.200.000. Sedangkan KTHTunas Mekar II memiliki modal awal Rp.500.000 dan jumlah akhir Rp2.000.000. Samahalnya dengan KTH Wana Jaya Sejahtera, KTH Tunas Jaya Anyar I memiliki modal awal Rp.740.000 dan jumlah akhir Rp2.200.000. Modal tersebut berasal dari iuran anggota.
Selain modal masing-masing KTH memiliki mitra untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang di lakukan untuk pengembangannnya diantaranya ; instansi pemerintah, Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) dan juga Dunia usaha. Berikut jenis usaha yang dilakukan dengan mitra KTH. Jenis Usaha atau Kegiatan yang di lakukan KTH Wana Jaya Sejahtera dan KTH Tunas Mekar II yaitu pembuatan Gully Plug dibantu/ didampingi oleh BPDAS, dengan bentuk kemitraan SPKS dimulai pada tahun 2017. Sedangkan untuk KTH Tunas Jaya Anyar I melakukan Kegiatan pembuatan Gully Plug dan juga keiatan Rehabilitasi Hutan Linndung (RHL) dibantu/didampingi oleh BPDAS dengan bentuk kemitraan SPKS dimulai pada tahun 2017.
Tak cukup dengan itu saja, KTH Wana Jaya sejahtera dan KTH Tunas Jaya I telah melakukan kegiatan untuk menuju KTH mandiri. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh KTH Tunas Jaya Anyar I dalam Fasilitasi Pengembangan KTH Menuju KTH Mandiri Tahun 2021 terhitung mulai dari bulan April 2021 sampai dengan Juli 2021 terdiri dari :
- Penilaian Kemampuan Kelas Utama oleh Penyuluh sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nomor : P.5/P2SDM/SET/KUM.1/7/2020
- Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Akhir Kegiatan Fasilitasi Pengembangan KTH menuju KTH Mandiri Tahun 2021
- Pengiriman Dokumentasi dan Pelaporan Pertanggungjawaban Akhir Kegiatan Fasilitasi Pengembangan KTH menuju KTH Mandiri Tahun 2021 ke Pusluh.
Dalam melakukan suatu kegiatan pasti adanya kendala atau permasalahan. Permasalahan yang dihadapi oleh KTH Wana Sejahtera diantaranya : KTH belum memliki akses yang tetap/pemasaran masih di tingkat desa dan kecamatan. Dan juga Permodalan yang belum memadai. Berikut tabel rencana pengembangan serta permasalahan yang dihadapi oleh KTH Wana Sejahtera.
Upaya pemecahan masalah dan saran tindak lanjut dari kegitan ini antara lain :
1. Peningkatan akses Pemasaran
2. Peningkatan akses Perodalan (Eksternal/Internal)
3. Peningkatan Kesadaran Anggota terkait permodalan
Usaha-usaha yang telah dilakukan akan berdampak untuk Peningkatan produksi : banyak anggota masyarakat ikut merasakan dampak usaha lebah madu trigona untuk kesehatan dimasa pandemi peningkatan produksi air minum semakin dibutuhkan serta Usaha penanaman RHL dengan menanam bibit produktif (MPTS) dapat menambah ekonomi masyarakat.