Mohon tunggu...
Melyana Argaditha
Melyana Argaditha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Ilmu Komunikasi

Try to learn more

Selanjutnya

Tutup

Film

Berlatarkan Tema yang Sama namun Berbeda, Ini dia Perbedaan Film AADC dan Dilan 1990

15 September 2022   21:47 Diperbarui: 15 September 2022   21:50 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layat Youtube Falcon

Tangkapan layat Youtube Falcon
Tangkapan layat Youtube Falcon

Berdasarkan analisis, jika dilihat dari bagaimana cerita berjalan dalam film Dilan 1990 menggunakan paradigma fungsionalis. Paradigma fungsionalis memandang bahwa masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan. Masyarakat selalu berubah dan mencari keharmonisan, sedangkan konflik sangat perlu untuk dihindari. 

Film dilan 1990 sangat mencerminkan paradigma ini. Dimana konflik yang sering terjadi mulai dari hubungan percintaan, persahabatan, keluarga selalu terdapat konflik. Konflik tersebut diusahakan untuk dihindarai agar terciptanya keharmonisan.

Sedangakan paradigma dalam film Aadc 2002 merupakan film yang menggunakan paradigma femenologi. Paradigna ini mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena, pengalaman manusia digunakan untuk melihat persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan.

Bagi para penonton Aadc mungkin sudah tahu bagaimana cerita berjalan. Film Aadc memberikan beberapa sudut cerita salah satunya adalah bagian cerita mengenai teman Cinta yang mengalami kekerasan dalam keluargannya.

Bagian tersebut dapat menjadi pemaknaan bahwa kekerasaan adalah sebuah perbuatan yang tidak baik. Hal tersebut dapat memberikan trauma yang besar bagi korban. Terutama jika kekerasaan tersebut terjadi pada anak dan dapat merusak mental seorang anak.

 

Referensi 

Devita, F. (2013). "Wreck IT Ralph": Studi Genre Pada Film Disney Animation Studios. Jurnal E-komunikasi, 1(2)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun